Pakar: Vaksin Virus Corona Mungkin Ada di Akhir Tahun 2020, tapi Jangan Mengandalkan
Pakar kesehatan dari Universitas Johns Hopkins, dr. Tom Inglesby menyebut tak realistis vaksin virus corona bisa tercipta setengah tahun.
Penulis: reporter | Editor: Tribun Network
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pakar kesehatan dari Universitas Johns Hopkins, dr. Tom Inglesby menyebut vaksin virus corona mungkin akan ada pada akhir tahun 2020.
Namun, Inglesby menegaskan masyarakat untuk tidak mengandalkan terciptanya virus corona itu nantinya.
Dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com, Inglesby adalah Direktur Pusat Kesehatan dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg.
Inglesby menegaskan bahwa menciptakan vaksin dalam waktu setengah tahun hingga setahun tidaklah realistis.
Namun di tengah kondisi yang luar biasa karena pandemi ini mungkin bisa diciptakan skenario agar vaksin segera tercipta.
"Kita harus memiliki harapan tingkat tinggi bahwa semuanya akan berjalan lancar, kita mungkin bisa punya vaksin di akhir tahun," ungkap Inglesby, Minggu (17/5/2020).
• Update Terbaru Perkembangan Vaksin Corona: Kini Ada Lebih dari 110 Kandidat yang Dikembangkan
Inglesby menjelaskan sudah ada banyak sampel vaksin di seluruh dunia, di mana para pakar yakin vaksin bisa segera tercipta.
"Sejauh ini ada 110 proyek vaksin yang berlangsung di seluruh dunia oleh perusahaan vaksin besar," kata Inglesby.
"Tony Fauci dan Moncef Slaoui adalah figur pemimpin Amerika Serikat (dalam penciptaan vaksin) di proyek ini."
"Mereka berdua percaya bahwa hal ini (vaksin di akhir tahun) mungkin terjadi. Jadi bagiku mungkin akan terjadi," ujar Inglesby.
Namun, Inglesby terus mengingatkan agar orang-orang tak mengandalkan adanya vaksin di akhir tahun.
"Tapi semua harus benar-benar berjalan lancar, dan ada banyak peluang untuk gagal. Sehingga kita jangan mengandalkannya," tegas Inglesby.
• Soal Vaksin Corona, Ahli Kesehatan WHO: Tidak Bisa Dipastikan Vaksin Corona Akan Ada atau Tidak
Sejauh ini, Inglesby menyebut lockdown adalah tindakan paling efektif dalam menekan penyebaran virus corona.
"Kami (AS) memiliki jumlah kasus terbanyak di dunia, lima kali lipat dari kasus terbanyak di negara lain," kata Inglesby.
Dengan melihat perkembangan kasus corona di AS, Inglesby menyebut peluang membuka lockdown sudah di depan mata.
"Dan sekarang bisa Anda lihat kurva bergerak ke arah lebih baik sehingga pemerintah bisa mulai memikirkan rencana untuk membuka lockdown dengan sangat hati-hati dan seaman mungkin," paparnya.
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)