Putuskan Pensiun, Berikut Perjalanan Karier Tontowi Ahmad, Bermula dari Keinginan Bahagiakan Ayahnya
Tontowi kecil dulu sama sekali tidak berhasrat untuk bermain bulutangkis juga tidak begitu menyukai olahraga tersebut.
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM - Kabar terbaru datang dari pebulutangkis nasional Indonesia Tontowi Ahmad.
Pasalnya mantan ganda campuran nomor satu Dunia ini mengumumkan bahwa dirinya gantung raket, Senin (18/5/2020).
• Tontowi Ahmad Memutuskan Gantung Raket, Ikuti Jejak Liliyana Natsir
Diketahui ia mengikuti jejak pasanganya emasnya Liliyana Natsir yang telah pensiun lebih dulu.
Keputusannya tersebut diungkapkan melalui akun instagram pebulutangkis ini.
"ini saatnya mengucapkan selamat tinggal untuk sesuatu yang saya tekuni lebih dari setengah umur saya,yang membuat hidupku menjadi lebih ber warna,kadang susah kadang senang tapi saya bangga dengan apa yang sudah saya capai ,
"dimana saya bisa meraih puncak prestasi yang saya dan orangtua juga keluarga harapkan. memang saya mengharapkan saya bisa menyudahi ini di puncak podium tapi inilah hidup tidak selalu apa yang kita inginkan bisa tercapai seperti situasi dan kondisi saat ini.
"tapi apapun yang terjadi saya saya sangat bersyukur bisa berada di posisi saya sekarang ini. saya juga mau berterimakasih untuk semua yang sudah mendukung karir saya di bukutangkis selama ini yang tidak bisa saya sebut satu per satu. dan sekarang waktunya saya melanjutkan hidup untuk meraih kesuksesan di bidang lain." tulis Tantowi Ahmad.
Tontowi sebelumnya bertandem dengan Winny Oktavina Kandow selama 2019, sementara Apriyani Rahayu fokus pada nomor ganda putri bersama Greysia Polii dan kini juga tengah mempersiapkan diri ke Olimpiade Tokyo 2020.
Tontowi tidak bisa tampil seperti yang dia inginkan dalam kalender BWF World Tour 2019 sehingga memutuskan mengakhiri kerja samanya dengan Winny.
Tontowi merupakan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 ketika berduet dengan Liliyana Natsir yang kini sudah gantung raket.
Pemain berusia 32 tahun tersebut memulai 2020 dengan bertandem bersama Apriyani Rahayu yang biasanya bermain pada nomor ganda putri.
Debut mereka pada Indonesia Masters 2020 berakhir pada babak perempat final.
• Pamit Pensiun dari Bulu Tangkis, Tontowi Ahmad: Sekarang Waktunya Raih Sukses di Bidang Lain
Profil Tontowi Ahmad
Tontowi Ahmad yang akrab dipanggil Tontowi adalah pebulutangkis Indonesia yang merupakan anak laki-laki dari pasangan M.Khusni dan Masruroh.
Lahir di Banyumas, 18 Juli 1987, pebulutangkis dengan tinggi 178 cm ini besar di Desa Selandaka, Pemalang, Jawa Tengah.
Tontowi menikah dengan seorang perempuan berdarah Austria, Michelle Nabila Harminc, pada 2 Agustus 2014.
Kini keduanya telah dikaruniai dua orang anak yang diberi nama Danish Arsenio Ahmad dan Arsya Alfarezel Ahmad.
Ayah Tontowi sangat menyukai bulutangkis sehingga ingin anak-anaknya, terutama Tontowi menekuni olahraga tersebut.
Sehingga Khusni membangun lapangan bulutangnkis di belakang Toko Bnagunan miliknya.
Jaraknya sekitar tujuh kilometer dari tempat tinggal mereka.
Tontowi kecil dulu sama sekali tidak berhasrat untuk bermain bulutangkis juga tidak begitu menyukai olahraga tersebut.
Namun, karena tidak ingin membuat sang ayah sedih, Tontowi pun luluh dan mau menekuni dan berlatih bulutangkis.
Bersama kakaknya, Yahya Hasan, Tontowi terus berlatih dengan dukungan penuh dari sang ayah.
Namun Tontowi berlatih bulutangkis hanya demi uang jajan yang diming-imingi sang ayah.
Sangat berbanding terbalik dengan sang kakak yang begitu semangat menekuni bulutangkis.
Namun, suatu ketika, Yahya Hasan mengalami sakit keras saat baru dua minggu mendapat kesempatan mendalami olahraga bulutangkis di Jakarta sehingga harus istirahat total.
Tontowi pun menjadi satu-satunya harapan bagi sang ayah yang sangat menginginkan anaknya menjadi atlet bulutangkis.
Melihat keinginan sang ayah yang begitu besar, Tontowi memutuskan untuk serius menggeluti bulutangkis.
Bakat Tontowi terlihat sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Ia mulai menorehkan prestasi dan dilirik oleh klub maupun pusat pelatihan bulutangkis.
Selepas SMP ia berghabung dengan klub Argo Pantes di Tangerang dan langkah itu membuat kesempatannya semakin luas.
Setelah itu Tontowi sempat ditarik untuk memperkuat pusdiklat Gresik, namun ia belum menemukan pasangan bermain yang ideal.
Hingga akhirnya Tontowi dipanggil oleh pelatih ganda Perkumpulan Bulutangkis Djarum (PB Djarum)
Waktu itu , Denny Kantono untuk bergabung.
Tanpa ragu, Tontowi mengiyakan penawaran tersebut.
• Tak Hanya Jago Olah Bola, Pemain Persis Solo Ini Juga Piawai Main Bulutangkis, Pernah Jadi Kampiun
Karier
Karir bulutangkis Tontowi dimulai di Pelatnas. Ia selama ini menjadi pemain pelapis di Pelatnas utama ganda campuran.
Sebelum berpasangan dengan Lilyana Natsir, Tontowi pernah turun di beberapa kejuaraan dengan partner berbeda-beda antara lain Greysia Polii, Shendy Puspa Irawati, dan Richi Puspita Dili.
Bersama partner-partner sebelumnya itu Tontowi tercatat memenangkan beberapa pertandingan seperti Juara Vietnam Open Grand Prix 2008 bersama Shendy Puspa Irawati, Juara Vietnam International Challenge 2009 bersama Richi Puspita Dili dan Perempat final Yonex-Sunrise Badminton Asia Championships 2010 bersama Greysia Polii.
Pertemuannya dengan Liliyana Natsir terjadi setelah PBSI menilai Butet, sapaan Liliyana, perlu pasangan baru.
Hal itu karena usia pasangan Liliyana sebelumnya, Nova Widiyanto, memasuki umur 35 tahun.
Untuk mencari pengganti Nova, saat itu PBSI menyeleksi beberapa nama yaitu Fran Kurniawan, Muhammad Rijal, Devin Lahardi, dan termasuk juga Tontowi Ahmad.
Terpilih sebagai pengganti Nova, Tontowi menunjukkan penampilan apiknya di pertandingan pertama bersama Liliyana Natsir dan berhasil membawa pulang gelar juara di turnamen Macau Open Grand Prix Gold 2010.
• SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming TVRI Belajar dari Rumah: ACF Fest, Andaka Janu & Subur itu Jujur
Perjalanan Karier bersama Lilyana Natsir
Pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir atau yang akrab dipanggil Owi/Butet ini berawal sejak 2010 silam.
Saat itu Pelatih ganda campuran pelatnas PBSI, Richard Mainaky membuat keputusan penting saat memutuskan menceraikan ganda campuran rangking satu dunia saat itu, Nova Widianto/Liliyana Natsir.
Nova yang saat itu sudah berumur 33 tahun, dianggap tak akan lagi mampu tampil di level tertinggi. Diputuskan, Liliyana Natsir yang saat itu masih berusia 24 tahun dicarikan pasangan baru.
Saat itu, PBSI mempunyai dua pilihan pengganti Nova Widianto. Yaitu Devin Lahardi dan Tontowi Ahmad. Keduanya pun mendapatkan kesempatan untuk bersanding dengan Liliyana.
Tepatnya pada 27 Juli, Tontowi Ahmad yang diuji coba berpasangan dengan Liliyana Natsir. sukses meraih medali emas di ajang Makau Open 2010.
Duet Tontowi/Liliyana juga berhasil melumpuhkan pasangan ganda campuran Indonesia lainnya, Hendra Aprida Gunawan/Vita Marissa, dengan skor 21-14 dan 21-18.
Dengan hasil yang memuaskan itu, akhirnya Richard Mainaky mantap menetapkan Tontowi sebagai pasangan baru Liliyana Natsir.
Tontowi/Liliyana diikutsertakan di Asian Games 2010.
Saat itu Tontowi/Liliyana gagal menuai prestasi, namun tetap dipertahankan.
Sejak saat itu, duet Tontowi/Liliyana tak lagi dapat diragukan.
Kombinasi kekuatan fisik Tontowi ditambah teknik memukau khas Liliyana, membuat pasangan ini menjadi salah satu yang terbaik.
Keduanya berhasil menunjukan bahwa setelah Nova/Liliyana menggebrak dunia, muncul ganda campuran Indonesia lainnya yang tak kalah dahsyat.
Tahun demi tahun dilalui keduanya dengan prestasi cemerlang yang mengantarkan mereka ke peringkat 8 dunia.
Delapan tahun lebih kiranya merupakan rentan waktu yang cukup bagi keduanya untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia.
Liliyana Natsir memutuskan untuk gantung raket di penghujung tahun 2018, dengan penampilan terakhirnya di Indonesia Masters 2019.
Pasangan ini takluk oleh pasangan China dengan skor 21-19, 19-21 dan 16-21.
• Siapa Sangka Koleksi Kendaaran Mewah Pebulu Tangkis Tantowi Ahmad Tak Kalah dari Raffi Ahmad!
Berikut sederet gelar yang diraih Tontowi/Liliyana:
1. Makau Open 2010, 2011
2. Chinese Taipei Open 2010, 2011, 2012
3. Indonesia Masters 2010, 2011, 2015
4. Malaysia Masters 2011
5. Swiss Open 2011
6. India Open 2011, 2012, 2013
7. Singapore Open 2011, 2013, 2014
8. All England Open 2012, 2013, 2014
9. Cina Open 2013, 2016
10. French Open 2014, 2017
11. Malaysia Open 2015
12. Hongkong Open 2016
13. Indonesia Open 2017, 2018
14. SEA Games 2011
15. Kejuaraan Asia 2015
16. Kejuaraan Dunia 2013, 2017
17. Olimpiade 2016
(*)