Kisah Paryadi Begal di Sragen : Setelah Beraksi Merasa Berdosa, Kumandangkan Azan Akhirnya Salah
Kisah Paryadi Begal di Sragen : Setelah Beraksi Merasa Berdosa, Kumandangkan Azan Akhirnya Salah
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Sebuah kisah menarik tersaji di balik aksi pembegalan yang terjadi di Sragen, Jumat (17/4/2020).
Adalah Paryadi (49) warga Dukuh Pelem, Desa Jambangan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, yang menjadi pelaku begal.
• Jelang Lebaran Begal Beraksi di Sragen, Uang Jutaan Rupiah Lenyap, Korban Dipepet & Ditodong Pisau
• Pengakuan Pelaku Begal Ngaku Polisi di Bendungan Colo Sukoharjo, Nekat Beraksi Demi Beli Narkoba
Frustrasi sulit ekonomi, Ia tega membegal kerabatnya sendiri.
Korbannya adalah pasangan suami istri (pasutri) Puji Astuti (30) dan Ngatimin (38) yang hendak kulakan sayur di Pasar Gabugan Tanon.
"Kasus ini terjadi pada dini hari di persawahan dan di jalan tengah sawah dengan modus korban ini dipepet oleh pelaku yang menggunakan penutup wajah
kemudian korbannya ini dihadang dan diancam dengan menggunakan sabit," terang Wakapolres Sragen Kompol Eko M.
Paryadi menggasak uang tunai Rp 2,5 juta dan ponsel yang dibawa Puji Astuti.
Berhasil merampas, Paryadi langsung melarikan diri di area persawahan.
Paryadi kemudian pulang kerumahnya dengan napas tersengal.
Gerak-gerik Paryadi membuat para pemuda yang melakukan ronda curiga.
Sesampainya di rumah pelaku dibuat pusing dengan handphone hasil rampasannya yang terus berdering karena terus di telepon oleh kerabat korban.
"Karena pelaku tidak bisa mematikan ponsel itu, Paryadi akhirnya memukul ponsel itu dengan sabit hingga pecah," tambah Wakapolres.
Paryadi tega membegal kerabat dan tetangganya itu lantaran terlilit cicilan motor yang tidak dibayarnya selama tiga bulan.
"Pelaku terlilit cicilan motor selama tiga bulan yang belum terbayarkan dan diancam akan dilaporkan polisi apabila keesokan harinya tidak segera melunasi.
Dengan ancaman itu langsung timbul niat melakukan kejahatan tersebut," terangnya.