Virus Corona
5 Cara Menjaga Kesehatan Paru-paru Jika Tanpa Disadari Telah Terinfeksi Corona
Namun dari upaya tersebut apa yang bisa dilakukan seseorang untuk menjaga kondisi paru-paru jika terpapar corona?
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Reza Dwi Wijayanti
TRIBUNSOLO.COM - Hingga kini pandemi corona di Indonesia belum usai.
Kabar terbarunya per Kamis (21/5/2020) pukul 12.00 WIB, terjadi peningkatan tajam jumlah kasus corona di Indonesia.
• Di Tengah Wabah Corona, 4 Pasar Rakyat di Karanganyar Bisa Layani Belanja Online, Begini Caranya
Hal ini disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam dalam keterangan resminya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, dan disiarkan langsung Kamis, sore.
Tercatat kata Yuri terdapat penambahan kasus positif virus corona sebanyak 973 orang.
"Ada kenaikan (kasus positif) sebanyak 973 orang," tegas Yuri yang dikutip dari YouTube BNPB Indonesia.
Penambahan ini membuat pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia secara total menjai 20.162 orang.
Data yang sama menyebutkan bahwa tercatat ada penambahan 36 pasien Covid-19 yang meninggal dalam 24 jam terakhir.
Sehingga angka kematian di Indonesia saat ini menjadi 1.278 orang.
Berdasarkan data yang dihimpun, pada hari ini terdapat 263 pasien yang berhasil sembuh.
Penambahan ini membuat total pasien sembuh di Indonesia telah mencapai 4.838 orang.
• Beda dengan Pemkab,Kemenag Karanganyar Imbau Salat Idul Fitri di Tengah Pandemi Corona di Rumah Saja
Berdasarkan terus meningkatnya kasus corona di Indonesia ini mengindikasikan jika setiap orang bisa berpotensi terpapar virus corona ini.
Untuk itu perlu adanya upaya pencegahan untuk menangkal virus corona ini.
Mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan dengan hand sanitizer hingga membatasi aktivitas yang dilakukan di luar rumah.
Namun dari upaya tersebut apa yang bisa dilakukan seseorang untuk menjaga kondisi paru-paru jika terpapar corona?
Dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Dokter Spesialis Paru dari Ikatan Dokter Indonesia, dokter Hermawan Setiyanto menjelaskan jika terdapat 5 hal yang bisa dilakukan untuk menjaga tubuh terutama paru-paru jika sudah terpapar corona Jumat (22/5/2020).
1. Asupan makanan yang cukup, gizi yang berimbang, terutama protein untuk pembentukan antibodi.
2. Cukup dalam beristirahat.
3. Rajinlah berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh dan juga melatih pernapasan.
4. Sirkulasi atau ventilasi udara di rumah harus dibersihkan dan terjaga dengan baik.
5. Hindari hal-hal yang merusak paru-paru, contohnya adalah asap rokok.
"Merokok memang bisa membuat kebersihan mukosiliar terganggu, jadi epitel silia ada fungsinya seperti sapu, menyapu materi bakteri atau virus yang masuk kedalam badan, tapi ketika terkena asap rokok epitel silia bisa gundul jadi fungsi sapu akan relatif berkurang" ujarnya.
"Kemudian asap rokok juga bisa membuat radang kronik yang bisa menggangu pernapasan atau memudahkan virus atau bakteri masuk kedalam saluran napas" tambahnya.
• Kompetisi Terkatung-katung di Tengah Corona, Penyerang Persis Solo Ini Tak Malu Jualan Kue Lebaran
Mengenal Penyebab 'Paru-paru Terendam' atau Badai Sitokin Akibat Corona, Reaksi Tubuh yang Mematikan
Dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, dalam program Sapa Indonesia Pagi, Dokter Spesialis Paru-Paru, Hermawan Setiyanto menjelaskan bagaimana kondisi paru-paru terendam bisa terjadi.
Hermawan menjelaskan kondisi ini terjadi jika pasien sudah terinfeksi hingga ke alveolus.
"Ada beberapa orang yang menimbulakan gejala hingga parunya terendam, jadi infeksi virus ini bisa jadi saluran napas atas masuk ke dalam sampai turun ke bawah ke alveolus atau saluran napas terminal," ujar Hermawan.
" Di alveolus tubuh akan melakukan respons dengan mengeluarkan sitokin-sitokin anti inflamasi yang kemudian itu dinamakan badai sitokin, karena ini akan menimbulkan respons parunya terendam, banyak air, sehingga penderitanya sesak napas, seperti orang tenggelam" lanjutnya.
• Sekeluarga di Magelang Positif Corona, Diduga Tertular dari Kepala Keluarga yang Kerja Jadi Driver
Dokter Hermawan pun menjelaskan jika ketika mengobrol dengan pasien yang sampai di fase tersebut akan seperti sedang tercekik dan tenggelam.
"Jadi kalau saya ngobrol dengan penderita, yang dirasakan itu seperti tercekik dan tenggelam kayak banyak air di dalam, seperti itu katanya"ucap dokter Spesialis paru-paru ini.
Ia menyimpulkan jika kondisi paru-paru banjir terjadi karena reaksi tubuh yang mencoba melawan virusnya.
Jika dalam dunia medis kondisi ini dinamakan ARDS atau acute respiratory distress syndrome.
"Gejalanya memang seperti itu ya jadi parunya terendam, kalau melihat fotonya itu banyak bercak cukup luas menyeluruh, dengan kondisi ini akan menggangu difusi pertukaran oksigen dan Co2 dalam tubuh kita" tambahnya.
Untuk dalam kasus covid-19 Dokter Hermawan menjelaskan jika kondisi ini bisa terjadi cepat dan perlahan-lahan, tergantung kondisi tubuhnya masing-masing.
"Biasanya kalau sudah muncul seperti itu ya cepat memburuk, biasanya imunitasnya rendah" ujarnya.
Kematian akibat Corona Tinggi Mungkin karena Badai Sitokin
Dikutip dari Kompas.com menurut para ahli kesehatan dunia, tingginya angka kematian di sejumlah negara episentrum virus corona kemungkinan karena subkelompok pasien dengan Covid-19 yang parah memiliki sindrom badai sitokin (cytokine storm syndrome).
Melansir Vox, Kamis (2/4/2020), sejumlah studi penting yang dilakukan di China menyebutkan, pasien yang meninggal karena Covid-19 bisa jadi disebabkan oleh sistem kekebalan mereka sendiri.
Kematian akibat Covid-19 bukan dari virus itu sendiri, melainkan akibat dari sindrom badai sitokin.
(*)