Solo KLB Corona
Kasus Pemakaman Jenazah Bayat yang Positif Corona, Anggota DPRD Klaten Sesalkan Keluarga Tak Jujur
“Kami menduga dari pihak keluarga menyembunyikan informasi tersebut dan tak mau jujur,” ujar Anggota Komisi IV DPRD Klaten, Ahmad Mutohar.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN – Sebanyak 25 orang Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten yang kemudian resah karena jenazah yang dimakamkan positif Corona dinilai karena ketidakjujuran keluarga.
Anggota Komisi IV DPRD Klaten, Ahmad Mutohar menyesalkan ketidakjujuran keluarga dari jenazah terpapar Covid-19 saat pemakaman jenazah Covid-19 berinisial T (53), Selasa (2/6/2020) malam.
Akibat dari ketidakjujuran itu, membuat banyak pelayat harus menjalani isolasi.
“Kita prihatin kemarin ada kabar yang katanya pasien (jenazah) terindikasi Covid-19 dan pihak keluarganya tidak terus terang atas informasi tersebut," ungkap Mutohar saat melakukan reses di Desa Plosowangi, Kecamatam Cawas, Kamis (4/6/2020).
• Tegas, Takmir Masjid Ini Suruh 5 Jemaah Salat Jumat Pulang karena Tak Bawa Masker dan Sajadah
• Jenazah Warga Bayat Klaten Ternyata Positif Corona, DKK Sesalkan Pemberitahuan Terlambat
Mutohar mengatakan seharusnya surat keterangan dari dokter diberitahukan sejak awal, sehingga masyarakat bisa melakukan antisipasi misalnya hanya dari kejauhan dan tidak bergerombol.
"Mestinya informasi itu disampaikan sejak awal, sehingga bisa antisipasi tak ada kerumunan,” ujar dia.
Lebih lanjut Mutohar menjelaskan, pemakaman jenazah seperti ini di tengah pandemi Corona perlu adanya kejujuran dari sejumlah pihak baik rumah sakit maupun keluarga almarhum.
Ia menduga pihak keluarga tidak mau jujur atas informasi ini.
“Setelah kami amati, sepertinya tidak ada keterbukaan dari pihak keluarga almarhum, kami menduga dari pihak keluarga menyembunyikan informasi tersebut dan tak mau jujur,” ujarnya.
Surat Keterangan Diketahu Usai Pemakaman
Puluhan warga Dukuh Purwosari, Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten resah usai kecele menghadiri pemakamkan jenazah dari Semarang yang ternyata positif Corona.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, warga geger karena usai pemakaman, karena ada warga yang mendapatkan surat pengantar dari RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang menyatakan kondisi jenazah pada Rabu (3/6/2020) pukul 02.29 WIB.
• Sri Mulyani Pastikan New Normal Bertahap Diterapkan, Meski Kasus Positif Corona di Klaten Berjatuhan
• Update Corona Klaten 4 Juni 2020 : Kasus Positif Tak Naik, Tapi Ada Penambahan 5 ODP, 15 OTG & 2 PDP
Surat itu berkop RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang bercap basah tertanggal 2 Juni 2020 dengan pasien T (53) yang tertulis diagnosa kematian akibat Coronavirus Infection, Unspecified.
Kades Ngerangan, Sumarno menjelaskan, kejadian bermula saat warga desa mendapat informasi meninggalnya warga T tersebut pada Selasa (2/6/2020) pukul 20.00 WIB.
Adapun jenazah di mobil ambulans dari RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang itu tiba di pemakaman dukuh, sekitar pukul 21.00 WIB.
"Jenazah tidak dibawa ke rumah duka, tetapi langsung dibawa ke pemakaman di Dukuh Purwosari," aku dia, Rabu (3/6/2020).
Proses pemulasaran jenazah selesai pukul 00.30 WIB menggunakan APD yang dinilai kurang lengkap.
"Ada 25 orang yang mengikuti pemakaman warga asli sini, tapi bermukim di Semarang," jelasnya.
• 2 Masjid Agung di Klaten Dibuka Perdana Usai Ditutup karena Corona, Begini Panduan Bisa Salat Jumat
• Buntut PNS Solo Asal Klaten Positif Covid-19, 55 Orang yang Pernah Kontak Bakal Menjalani Rapid Test
Awalnya, warga belum mengetahui jika jenazah tepapar Covid-19, tetapi warga baru mengetahui setelah selesai dilakukan pemulasaran.
"Kami baru diberitahu oleh petugas medis RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang setelah pemulasaran jenazah," ucap dia.
"Ternyata diketahui positif terpapar Corona," jelasnya menekankan.
Sumarno mengatakan sudah meminta 25 orang yang kontak langsung dengan keluarga dan jenazah untuk mengisolasi diri selama 14 hari serta menunggu dilakukan rapid test dari pihak Gugas Tugas Kecamatan.
"Kami minta warga yang sempat kontak dengan jenazah dan keluarga untuk isolasi mandiri," ucap Sumarno
Sementara warga bernama Juned (40) mengatakan menjadi resah mengetahui kabar yang telat soal jenazah tepapar Covid-19.
Dia menyayangkan pihak keluarga tidak mau jujur atas informasi dari rumah sakit tersebut.
"Kami menyanyangkan pihak keluarga tidak memberitahu mengenai informasi dari RS," kata Juned. (*)