Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Solo KLB Corona

Ada Provokasi via WA, Pedagang di Pasar Bekonang Sukoharjo Banyak Tak Ikuti Rapid Test, Apa Isinya?

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kembali melakukan rapid test massal di Pasar Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Senin (8/6/2020).

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Ryantono Puji
ILUSTRASI : Suasana rapid test yang dilakukan Pemkab di Pasar Nguter, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Kamis (28/5/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kembali melakukan rapid test massal di Pasar Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Senin (8/6/2020).

Hal ini menyusul ditemukannya kasus positif pedagang di Pasar Wingon Mojolaban yang juga memiliki mobilitas di Pasar Bekonang.

Namun sayang, tak semua pedagang di Pasar Bekonang mengikuti rapid test massal tersebut.

Menurut Wakil Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukoharjo Bejo Raharjo, target rapid test di Pasar Bekonang dan Pasar Wingon ada 300 pedagang.

Kisah Guru Honorer Gaji Rp 200 Ribu Bagikan Cara Bertahan Hidup, Bisa Beli Bakso hingga Nabung Nikah

Hasil Rapid Test Massal di Sukoharjo, Pedagang Pasar Winong Mojolaban Terkonfirmasi Positif Covid-19

Tetapi hanya terlaksana sebanyak 172 pedagang di kedua pasar tersebut.

"Ada provokasi melalui WA yang meminta masyarakat tidak ikut rapid test, karena tertular," katanya saat konferensi pers di Menara Wijaya Setda Sukoharjo, Senin (8/6/2020).

"Ada juga imbauan agar masyarakat tidak datang ke lokasi rapid test, sehingga masyarakat banyak yang tidak ikut rapid test," imbuhnya.

Bejo menjelaskan, dalam pemeriksaan rapid yang dilaksanakan, petugas selalu menerapkan prinsip Pencegahan Penularan Infeksi (PPI), sehingga akan melindungi agar tidak terjadi transmisi dari pasien ke pasien, petugas ke pasien, dan pasien ke petugas.

"Disinfektan kami siapkan, APD kami standar WHO," imbuhnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam broadcast WA tersebut disampaikan, jika sarung tangan petugas harus ganti setiap pasien.

"Itu tidak benar, yang benar setiap kali pengambilan sample, tangan petugas harus didisenfeksi, itu sudah kami lakukan," jelasnya.

"Apalagi petugas hanya memegang tangan, untuk pengambilan darah vena, itu tidak ada bisa tertular," imbuhnya.

Meski Membludak di Hari Pertama, Dishub Sukoharjo Tak Batasi Antrean KIR :Yang Luar Kota Kasihan

Baru Dibuka, Antrean Layanan KIR Langsung Membludak, Dishub Sukoharjo Sampai Tutup Jalan

Untuk meminimalisir kejadian serupa, Gugus Tugas akan melakukan rapid test massal secara rahasia, agar informasi yang tidak benar tersebar kembali.

Sementara hasil pemeriksaan rapid test di kedua pasar tersebut, sebanyak 172 pedagang dinyatakan non reaktif. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved