Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Soal Penanganan Corona, Doni Monardo: Di Indonesia 1 Dokter Paru Layani 130 Ribu Warga

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo mengingatkan agar masyarakat agar tidak hanya mengandalkan tenaga Kesehatan

Ist
Kepala BNPB Doni Monardo 

TRIBUNSOLO.COM - Baru-baru ini Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo mengingatkan agar masyarakat agar tidak hanya mengandalkan tenaga kesehatan dalam penanganan pandemi Covid-19.

Hal ini dikarenakan kekuatan tenaga medis di Indonesia sangat terbatas. 

Update Corona Klaten 9 Juni 2020 : 1 ABK Terkonfirmasi Positif Covid-19, PDP Bertambah 5

Doni lantas mencontohkan dokter paru di Indonesia jumlahnya kurang dari 2 ribu orang.

Artinya, 1 orang dokter paru harus melayani lebih dari 130 ribu warga. Dengan jumlah tersebut, menurut Doni sulit menangani Covid-19 jika hanya mengandalkan tim kesehatan.

"Dokter paru kita kurang dari 2.000 orang, artinya 1 dokter paru itu menangani lebih dari 130 ribu warga negara kita," kata Doni saat memberi pemaparan di depan Presiden Joko Widodo di Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (10/6).

Apa yang dipaparkan Doni itu sesuai dengan data yang dimiliki Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). PDPI sebelumnya juga pernah merinci bahwa jumlah dokter spesialis paru di Indonesia hanya 1.106 orang.

Karena itu PDPI memprediksi Indonesia bakal kekurangan dokter spesialis paru jika kasus positif corona terus melonjak tiap harinya.

"Tentunya kurang kalau kasusnya tambah banyak," kata Ketua PDPI, Agus Dwi Susanto pada pertengahan Maret 2020 lalu.

Secara umum, jumlah dokter di Indonesia pada tahun lalu 81.011 orang. Persebaran terbanyak masih terpusat di Pulau Jawa, yaitu di DKI Jakarta 11.365 orang, Jawa Timur 10.802, Jawa Tengah 9.747, dan Jawa Barat 8.771.

Meski jumlah tenaga medis sangat terbatas, Doni Monardo tak mau pesimis dengan penanggulangan virus Covid-19.

Dia yakin penanggulangan tetap bisa dilakukan secara optimal asalkan didukung penuh oleh masyarakat. Menurut Doni, langkah yang harus diutamakan saat ini adalah pencegahan terpapar virus corona.

Dodi mengatakan, upaya pencegahan ini membutuhkan keterlibatan seluruh elemen masyarakat. "Kami titik beratkan di upaya pencegahan, di sinilah kekuatan kita gotong royong," ucap Doni.

Langkah selanjutnya, kata dia, yakni melalui pendekatan keilmuan baik kesehatan, epidemiologi dan teknologi. Kemudian, memperkuat rantai komando dari pemerintah pusat hingga ke tingkat RT/RW untuk mengubah perilaku masyarakat agar terhindar dari Covid-19.

"Kalau kita mampu ubah perilaku masyarakat, maka upaya kita pencegahan adalah langkah terbaik. Kalau ada rumah sakit, sebagaimana yang disampaikan Pak Menkes dan Presiden, hanya untuk yang sakit berat," ujarnya.

Doni juga menegaskan komitmennya terkait arahan Presiden Jokowi untuk tetap mempertahankan masyarakat yang tak tertular Covid-19 untuk tetap sehat.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved