Info Kesehatan
Benarkah Bersedih Secukupnya Setelah Putus Cinta Baik untuk Kesehatan Mental? Simak Penjelasannya
Apa yang terjadi saat seseorang putus cinta? Psikolog klinis Adam Borland, PsyD. menjelaskan, kesedihan karena putus cinta sama dengan saat ditinggal
TRIBUNSOLO.COM - Banyak orang tak berdaya saat menghadapi kandasnya hubungan asmara.
Putus cinta bisa menyebabkan seseorang patah hati sampai mengalami kesedihan mendalam.
Dampak putus cinta ini ada juga yang sampai berujung pada sindrom patah hati. Seperti dilansir Web MD, gejala sindrom patah hati mirip serangan jantung.
Apa yang terjadi saat seseorang putus cinta?
Psikolog klinis Adam Borland, PsyD. menjelaskan, kesedihan karena putus cinta sama dengan saat ditinggal mati orang yang dicintai.
"Kedua pengalaman menyedihkan tersebut sama-sama menyebabkan syok," jelas dia seperti dilansir Cleveland Clinic (23/1/2019).
Setelah putus cinta atau ditinggal meninggal dunia, seseorang bisa merasa takut, marah, bingung, dan kesepian.
• Ragam Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi: Paprika Kuning hingga Blackcurrants
• Tak Hanya Sepeda, Penjualan Tanaman di Pasar Nongko Juga Meroket, Sehari Bisa 100 Pembeli
• Kak Seto Beri Nasehat soal Masalah Keluarga Krisdayanti, Raul Lemos, Aurel dan Azriel
Selain itu, seseorang yang baru mengalami perpisahan merasa kehilangan arah karena gamang menghadapi masa depan.
Akibatnya, mereka jadi gampang cemas karena tidak memiliki tujuan dan rencana pasti lagi. Kondisi ini bisa menyebabkan krisis identitas.
"Orang yang putus cinta bisa ragu pada dirinya sendiri bisa kembali bangkit. Bahkan ada yang pesimistis dengan cinta," kata Borland.
Kendati kesedihan saat putus cinta dianggap sama dengan saat ditinggal meninggal dunia, namun pada dasarnya keduanya berbeda.
Setelah putus cinta, seseorang masih bisa bertemu mantan kekasihnya. Tidak demikian dengan berpisah karena meninggal dunia.
Putus cinta masih memungkinkan adanya ruang rekonsiliasi yang menciptakan harapan untuk balik dengan sang mantan.
Namun, apabila tidak berjalan sesuai harapan, kesempatan ini juga bisa membuat seseorang makin sedih karena tidak bisa bersama dengan kekasihnya.
Pentingnya bersedih setelah putus cinta
Borland menjelaskan, seseorang perlu bersedih setelah putus cinta.
"Bersedih adalah proses alami yang membantu otak menyesuaikan diri menghadapi kenyataan yang baru," jelas dia.
Menurut dia, menghindari kesedihan dapat membuat seseorang terus-menerus terjebak dalam perasaan sedih, kesepian, malu, bersalah, dan marah.
Perasaan tersebut dapat memengaruhi harga diri seseorang.
Orang yang tidak bersedih setelah putus cinta disebut jamak mengambil strategi bangkit dengan cara tidak sehat, misalkan dengan alkohol.
Orang yang baru putus cinta tanpa bersedih juga cenderung menarik diri dari lingkar pergaulan. Hal itu rentan memicu depresi.
"Emoh bersedih setelah putus cinta bikin seseorang tidak pernah menyelesaikan perasaan saat menjalin suatu hubungan. Jadi sulit untuk membina hubungan baru ke depan," kata dia.
Baca juga: Membongkar Psikologi Kenapa Banyak Orang Percaya Teori Konspirasi
Cara menjaga kesehatan mental setelah putus cinta
Bersedih secukupnya setelah putus cinta bisa jadi ruang bertumbuh.
Setelah suatu hubungan berakhir, seseorang bisa merenung, mengoreksi, dan memutuskan nilai-nilai baru apa yang akan jadi pegangan ke depan.
Borland membagikan kiat bersedih yang sehat setelah putus cinta. Di antaranya:
- Jangan menutup diri. Bagikan perasaan dengan teman atau keluarga yang bisa memberikan dukungan moral
- Prioritaskan merawat diri sendiri. Pastikan untuk tidur cukup, sempatkan berolahraga, dan jaga pola makan
- Kerjakan rutinitas agar perhatian tidak tersita pada pikiran negatif
- Tahan godaan untuk mengontak mantan lewat media sosial maupun telepon selama proses pemulihan patah hati
- Jangan terburu-buru menjalin hubungan baru
Jika Anda memiliki gejala depresi atau kecemasan setelah putus cinta, segera minta bantuan tenaga kesehatan mental profesional.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bersedih Secukupnya setelah Putus Cinta Baik untuk Kesehatan Mental"