Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Warga Sekampung di Serang Banten Berbondong-bondong Ngungsi Jam 2 Pagi karena Takut Rapid Test

Mereka mengungsi karena mereka khawatir dengan rencana tes cepat atau rapid test Covid-19, yang dapat menjadikan mereka pasien Covid-19.

Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com/Adi Surya
ILUSTRASI: Tim Dinkes Kota Solo melakukan uji rapid test kepada seorang di Pasar Gede, Sabtu (30/5/2020). 

TRIBUNSOLO.COM -- Sebuah fenomena unik terjadi di era pandemi Covid-19.

Warga sekampung di wilayah Serang, Banten, pilih mengungsi gara-gara takut rapid test.

Seperti dikutip dari TribunBanten.com, warga Kampung Masigit, Kelurahan Mesjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota Serang seharusnya dijadwalkan untuk di-rapid test pada Senin, 15 Juni 2020.

Namun pukul 02.00 dini hari, warga kampung itu berbondong-bondong meninggalkan tempat tinggal mereka sehingga hanya tersisa anak muda dan bapak-bapak.

Pecah Telur! 12 Hari Tak Muncul Kasus Corona, Kini Ada Lagi 1 Orang di Solo yang Positif Covid-19

Wisata Tawangmangu Dibuka, Ini Cara Bupati Juliyatmono Viralkan Warung yang Tak Pakai Protap Corona

 
Mereka mengungsi karena mereka khawatir dengan rencana tes cepat atau rapid test Covid-19, yang dapat menjadikan mereka pasien Covid-19 di rumah sakit.

“Memang ada informasi bahwa di sini akan ada rapid test pada Senin pagi. Tapi, ternyata jam 2 sampai jam 3 subuh itu warga pada kabur. Ada yang ke rumah saudaranya di Ciceri, pokoknya pergi dari rumahnya,” ungkap warga setempat yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari TribunBanten.com.

100 orang mengungsi, tak ada sosialisasi

“Ada lebih dari 100 (warga) yang mengungsi, sekitar 70 persen warga di Kampung Masigit sudah mengungsi,” sambung warga itu.

“Sekarang ini tersisa para pemuda dan bapak-bapak saja untuk berjaga. Kalau yang anak-anak, perempuan dan yang sakit sudah diungsikan,” katanya.

Menurut warga tersebut, hal ini bukan semata-mata kesalahan warga, tetapi tidak adanya sosialisasi yang baik dari pihak kelurahan maupun pemerintah setempat.

“Seharusnya ada yang menjelaskan kepada masyarakat bahwa rapid test ini tidak akan menyengsarakan mereka. Ini demi kebaikan bersama,” ucapnya.

“Saya sudah mencoba menenangkan, tapi kan masyarakat tidak peduli, saya bukan siapa-siapa,” tuturnya. 

Kampung lain juga panik

Camat Kasemen, Gholib Abdul Mutholib mengungkapkan, bukan hanya warga di Kampung Masigit, kepanikan juga terjadi di beberapa kampung lainnya di Kelurahan Mesjid Priyayi.

Menurut Gholib, hal tersebut dikarenakan masyarakat masih belum tersosialisasikan dengan baik bahwa rapid test merupakan upaya dari pemerintah untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved