Dampak Olahraga Pakai Masker Termasuk saat Gowes, Awas Berbahaya bagi Jantung
Peningkatan detak jantung yang berlebihan ini akan paling terasa menonjol saat kita melakukan olahraga yang intens.
Kondisi pandemi yang berkepanjangan memaksa penutupan universitas dan pembatasan lainnya, sehingga percobaan besar untuk meneliti dampak itu pun harus terkendala.
Detak jantung
Percobaan yang dilakukan pun hanya bersifat terbatas. Tetapi, meskipun anekdotal dan tidak dipublikasikan, analisis dalam penelitian tersebut melahirkan tips dan peringatan tentang pemakaian masker selama berolahraga.
"Mungkin yang terpenting, penelitian ini menunjukkan, penggunaan masker memang mengubah cara latihan."
Demikian dikatakan Cedric Bryant, Presiden dan Kepala Sains dari American Council on Exercise (Ace), sebuah organisasi nirlaba yang mendanai penelitian olahraga dan sertifikasi para profesional kebugaran.
"Dalam pengalaman pribadi saya, terjadi denyut jantung lebih tinggi pada intensitas relatif yang sama ketika berlatih menggunakan masker," kata dia.
Dengan kata lain, jika kita mengenakan masker sebelum berlari atau bersepeda dengan kecepatan biasa, detak jantung akan berpacu lebih tinggi dibandingkan ketika tak memakai masker.
“Jadi kita harus mengantisipasi bahwa jantung akan berdetak sekitar 8-10 kali lebih tinggi per menit, saat mengenakan masker," kata Bryant.
Dia menyebut, peningkatan detak jantung yang berlebihan ini akan paling terasa menonjol saat kita melakukan olahraga yang intens.
"Seperti kala repetisi atau pun latihan interval," sebut dia.
Sakit kepala
Tak hanya perbedaan detak jantung, menggunakan masker ketika berolahraga, pada sebagian orang juga menimbulkan sakit kepala ringan.
Pendapat itu diutarakan Len Kravitz, Profesor ilmu olahraga di University of New Mexico.
Kesimpulan itu didapat Kravitz dari hasil penelitian informal dengan dua muridnya, yang adalah atlet berpengalaman.
"Seorang berlari dengan masker tanpa kesulitan bernafas," kata dia.