Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kabar Gembira, Selama Pandemi Corona, Ternyata Skripsi Bisa Diganti dengan Mata Kuliah Setingkat

Dampak pandemi Corona ke mana-mana, di antaranya dunia pendidikan di perguruan tinggi yang paling merasakannya.

Editor: Asep Abdullah Rowi
(Kolase/Laman resmi ITS)
ILUSTRASI : Seusai Skripsi Setebal 1.150 Lembar, Kini Mahasiswa ITS Gemparkan dengan Tugas Akhir 3.045 Halaman 

TRIBUNSOLO.COM - Dampak pandemi Corona ke mana-mana, di antaranya dunia pendidikan di perguruan tinggi yang paling merasakannya.

Ya selama beberapa bulan, mahasiswa/mahasiswi di perguruan tinggi 'diliburkan' dari kegiatan kampus alias kuliah online di rumah masing-masing.

Tak hanya meniadakan bahkan memangkas perkuliahan tatap muka, selama masa pandemi Covid-19, tugas akhir berupa penyusunan skripsi boleh digantikan dengan mata kuliah atau kerja praktik.

Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan di tengah pandemi.

Sejak Tahun 2019, Kubah Lava Gunung Merapi Semakin Mengecil, Ini Penjelasan BPPTKG Yogyakarta

16 Kecamatan di Kabupaten Semarang Masuk Zona Merah Covid-19, Ini Pesan Bupati Semarang

Kepala Bagian Akademik Kemahasiswaan dan Sumber Daya LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta, Tunggul Priyono, mengatakan apabila skripsi memberatkan mahasiswa, maka boleh digantikan dengan mata kuliah yang setingkat.

"Bukan ditiadakan ya, tapi dialihkan dengan mata kuliah mungkin kerja praktik," ungkapnya, Kamis (2/7/2020).

"Di dalam kerja praktik dulu sekaligus ditulis sebagai skripsinya antara lain seperti itu untuk mensiasati anak-anak yang sekarang skripsi itu keluar dari rumah," katanya menekankan.

Tunggul menyebut tidak ada dasar hukum ataupun surat edaran terkait penerapan kebijakan tersebut di setiap kampus.

"Dasar hukum memang tidak ada, artinya ini kebijakan dari LL Dikti supaya menempuh itu. (Skripsi) bukan ditiadakan, sekali lagi, tetapi diganti dengan metode yang lain," jelasnya.

Secara terpisah, Rektor UNY, Sutrisna Wibawa, mengungkapkanskripsi tetap ada di kampus UNY.

Hanya saja formatnya diubah dan disesuaikan dengan kondisi sekarang ini.

Beginilah Penampakan Rumah Gandung, Pria Klaten yang Naik Sepeda ke Jakarta Demi Bertemu Baim Wong

Selalu Ingat Wejangan SBY, Agus Yudhoyono: Ajaran Pepo, Menang Tanpa Ngasorake

"Mungkin diubah obyeknya, kemudian populasinya yang semula di A bisa di B. Yang semula di sekolah formal bisa di keluarga, pokonya yang memungkinkan untuk bisa pengambilan data," kata dia.

Rektor mengatakan alasan kampus tetap mengadakan skripsi karenaskripsi memiliki substansi ilmu.

Sehingga dengan adanya skripsi mahasiswa bisa belajar mulai dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, merumuskan dan mencari jawabannya, hingga mengambil kesimpulan.

"Kita menekankan pada prosedur ilmiah, obyek, data itu semua menyesuaikan yang mungkin bisa," paparnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved