Solo KLB Corona
Curhat Penyedia Jasa Tunggang Kuda di Tawangmangu: 4 Bulan Tak Kerja, Kuda Diberi Makan Rumput Liar
"Untuk perawatan saat corona, cuma dikasih pakan rumput liar saja, kalau pas tidak corona, saya kasih katul,"
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Parjianto (43), penyedia jasa menunggang kuda di kawasan Objek Wisata Tawangmangu kini bisa kembali bekerja setelah vakum selama hampir 4 bulan akibat pandemi Corona.
Pasalnya, sejumlah objek wisata kini telah dibuka diantaranya, Air Terjun Grojogan Sewu, dan Bukit Sekipan.
Kuda hitam yang diberinya nama Robin kini bisa mulai melayani para pengunjung yang ingin merasakan sensasi menunggangi kuda.
• Ragam Makanan yang Bisa Mengganggu Kualitas Tidur Kalian: Kafein hingga Makanan Pedas
• Pariwisata Tawangmangu Dibuka, Penyedia Jasa Tunggang Kuda Berharap Ekonomi Membaik
Warga Dusun Pancot, Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar itu mengaku kesulitan mendapat pemasukan akibat Corona.
Kantongnya kering dan membuatnya harus memutar otak supaya Robin bisa tetap dirawat dengan baik.
Parjianto pun juga harus mensiasati pakan yang diberikan selama hampir 4 bulan pandemi.
"Untuk perawatan saat corona, cuma dikasih pakan rumput liar saja, kalau pas tidak corona, saya kasih katul, kadang-kadang jamu hewan kalau saat momen libur panjang," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (4/7/2020).
Untuk katul, Parjianto mengaku harus merogoh kocek Rp 100 ribu per bulannya.
"Minimal Rp 100 ribu itu bisa sampai satu bulan, bisa dapat 50 kilogram, kalau saat Corona tidak punya uang, tidak saya kasih katul," akunya.
Selain itu, Parjianto kadang juga mendapatkan kiriman telur dari sang empunya kuda.
"Telur yang kasih bapak-nya (pemilik kuda), jumlahnya terserah bapaknya yang kasih," tuturnya.
Parjianto biasa ngetem di sejumlah objek wisata Tawangmangu.
Air Terjun Grojogan Sewu, Taman, Balekambang, dan Bukit Sekipan menjadi spot pilihannya untuk menambang rejeki.
• Viral Pernikahan di Lombok yang Beri Maskawin Sandal Jepit dan Air Segelas, Tidak Ingin Menyusahkan
Harga yang dipatok bervariasi tergantung jarak tempuh yang ingin ditempuh pengunjung.
"Namanya rejeki yang mengatur yang di Atas, kadang-kadang satu minggu bisa dapat Rp 200 sampai Rp 500 ribu, pernah cuma dapat Rp 50 ribu, pernah juga blong," ujar dia.
"Dari pagi sampai sore tidak dapat rejeki juga pernah," tambahnya.
Parjianto biasanya ngetem sekitar pukul 12.00 WIB bersama Robin.
"Pulangnya terserah, tergantung pengunjung, kalau banyak ya bisa pulang pukul 17.00 WIB, kalau tidak, pukul 15.00 WIB sudah pulang ke rumah," tandasnya. (*)