Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sejarah Kota Solo

Asal-usul Kecamatan Colomadu Terpisah dari Karanganyar : Mangkunegaran Tak Mau Lepas Daerah Emas

Asal-usul Kecamatan Colomadu Terpisah dari Karanganyar : Mangkunegaran Tak Mau Lepas Daerah 'Emas'

Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Aji Bramastra
http://www.karanganyarkab.go.id/
Para pekerja Pabrik Gula Colomadu atau Tjolomadoe di tahun 1928. 

Malangjiwan pun berubah menjadi Colomadu yang terinspirasi dari nama pabrik di wilayah itu, Pabrik Gula Colomadu (Tjoloemadoe).

De Tjolomadoe salah satu wisata menengah ke atas baru di Karanganyar
De Tjolomadoe salah satu wisata menengah ke atas baru di Karanganyar (TribunSolo.com/Garudea Prabawati)

Colomadu sendiri diambil dari dua kata, Colo bermakna gunung, dan Madu bermakna manis atau gula, sehingga pabrik colomadu dimaksudkan sebagai tempat penghasil gula (gunung gula). 

Sementara nama Malangjiwan, hari ini masih tersisa sebagai nama sebuah desa di Kecamatan Colomadu.

Pabrik Gula Colomadu berdiri atas inisiasi KGPAA Mangkunegara IV pada tahun 1861, dan sempat mengalami beberapa perluasan.

Pabrik tersebut menjadi tolak ukur modernisasi bagi Kadipaten Mangkunegaran, bahwa mereka mampu mengolah hasil bumi rakyat yang mayoritas petani tebu.

Selain itu Mangkunegara IV ingin membuktikan bahwa penguasa bisa menjadi pengusaha yang dimana kala itu perusahaan banyak dimonopoli oleh Belanda dan Cina.

Pabrik gula tersebut menjadi penguat dan pemasukkan utama bagi kas Kadipaten Mangkunegaran.

Namun saat Jepang masuk ke Indonesia, usaha pabrik gula terhenti, karena mereka fokus pada usaha penanaman padi dibanding tebu.

Sejarah berlajut, pabrik gula tersebut kembali beroperasi dan dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara.

Lambat laun, kejayaan pabrik gula tersebut kian meredup.

Pabrik gula Colomadu akhirnya berhenti beroperasi pada tahun 1998.

Saat ini pabrik bersejarah tersebut masih dikelola pemerintah di bawah naungan BUMN.

Akan tetapi telah beralih fungsi sebagai pusat wisata dengan berbagai fasilitas yang dapat diakses pengunjung.

Seperti kafe, ataupun bekas pabrik yang direstorasi sebagai museum yang dapat dinikmati oleh khalayak umum.

Terpisah dari Karanganyar

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved