Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Solo KLB Corona

Cerita Pengguna Kos Khawatir hingga Tak Bisa Tidur Pasca 25 Mahasiswa FK UNS Solo Positif Covid-19

Sejumlah pengguna kos yang berada di sekitaran Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo khawatir.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Dok Humas UNS
ILUSTRASI : Rektor UNS Prof Jamal Wiwoho saat pengumuman SNMPTN 2020 melalui konferensi pers via onlie karena antisipasi penyebaran Corona, Rabu (8/4/2020). 

Meroket 18 Orang di Solo

Kasus kumulatif pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Solo meroket per Minggu (12/7/2020).

Terjadi penambahan sebanyak 18 kasus per hari ini.

15 diantara 18 kasus tambahan tersebut merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan, Ahyani tidak menyangka kasus di Solo bakal langsung melejit per hari ini.

"Solo tidak pernah mencatat sebanyak ini," kata Ahyani.

Sebelumnya, 25 mahasiswa PPDS telah dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 dan kini tengah menjalami perawaran di RS UNS Sukoharjo.

15 di antaranya berdomisili di Kota Solo.

Dicari oleh UNS : Semua Orang yang Pernah Kontak dengan 25 Mahasiswa Positif Covid-19

Dari 18 Kasus Positif Corona di Solo Hari Ini, 15 Diantaranya Mahasiswa PPDS UNS Solo

"PPDS-nya ada 15 orang, itu macam-macam ada yang dokter residen dan lain-lain," tutur Ahyani.

"3 orang sisanya merupakan non tenaga kesehatan," tambahnya.

Berdasar Data Situasi Covid-19 Kota Solo, Kelurahan Jebres menjadi daerah penyumbang terbesar kasus tambahan Covid-19.

Tercatat, kecamatan itu memiliki 10 pasien Covid-19 baru dibuntut Kelurahan Mojosongo sebanyak 3 orang.

Pasien sisanya masing-masing berasal dari Kelurahan Purwosari, Manahan, Banyuanyar, Sumber, dan Timuran.

"Ini Solo sudah zona hitam," ucap Ahyani.

Menurut Ahyani, peningkatan tajam penambahan kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 lantaran ketidaksiplinan masyarakat dalam menerapkan protokoler kesehatan.

"Sekolah tidak boleh tatap muka, hajatan tidak boleh," katanya.

Ahyani menegaskan tracing massif akan semakin digalakkan guna memutus mata rantai penularan Covid-19.

"Harus tracing massif, di luar akan swab khususnya tempat-tempat keramaian," tegasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved