Proyek Tol Solo Jogja
Dampak Proyek Jalan Tol Solo-Jogja, Warga Satu RT di Pandeyan Klaten Terancam Terisolir
Sebagain wilayah RT 19 RW 9, Dukuh Pasekan, Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, terdampak proyek Tol Solo-Jogja.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Sebagain wilayah RT 19 RW 9, Dukuh Pasekan, Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, terdampak proyek Tol Solo-Jogja.
Meskipun ada yang terdampak, mereka tetap terancam terisolir karena terkepung jalan bebas hambatan.
Ketua RT 19 Sudiyono mengungkapkan tidak semua warga di wilayahnya terkena imbas proyek tol.
"Rumah disekitar saya tidak terkena proyek, namun kita terancam terisolir, karena akses jalan satu-satunya warga sini terdampak proyek ini," kata Sudiyono kepada TribunSolo.com, Kamis (6/8/2020).
• Reaksi Achmad Purnomo soal PSI Ditawari Rp 1 Miliar untuk Dukung Purnomo-Anung di Pilkada Solo
• Alasan Mengapa Banyak Orang Luar Negeri Naksir & Berani Bayar Mahal Kayu Jati Ngawi
Sudiyono mengaku belum tahu solusi pastinya terkait ancaman terisolir jika daerahnya dibangun jalan tol seperti apa.
Meskipun demikian pihaknya juga menginginkan agar dibuatkan akses jalan baru.
"Kami gak tau pasti solusi ke depannya, namun memang proyek ini akan berjalan, kami minta buatkan akses jalan baru untuk kami,"pintanya.
Lebih lanjut, Sudiyono mengungkapkan jika warga sudah lama berada desanya selama turun-temurun.
Dirinya berharap ke depannya ada kejelasan terkait terancamnya terisolir tersebut.
• Imbas Pembangunan Tol Solo-Jogja, Berkembang Isu Tanah di Kapungan Klaten Diharagai Rp 2 Juta/Meter
• Curhat Fendi Warga Kapungan Klaten, 2 Sawah Warisannya Dipasangi Patok Pembangunan Tol Jogja-Solo
"Harapan kami, ke depannya ada kejelasan dari pemerintah terkait proyek jalan tol ini," harap dia.
Kades Ngabeyan, Supriyadi mengatakan wilayah Desa Ngabeyan yang terdampak proyek jalan Tol Solo-Jogja sekitar lebih dari 2 hektar.
Adapunn 2 hektar tersebut dimiliki 14 kepala keluarga.
Lebih lanjut, Supriyadi berharap nantinya wilayah warga yang terancam terisolir juga dilakukan pembembasan lahan.
"Saya sebenarnya kasihan dengan warga di sana, selain itu tidak memiliki tetangga dan jauh pusat desa, harapan tanah mereka juga ikut dibebaskan," harapnya. (*)