Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Info Kesehatan

Berikut Sederet Manfaat Makan Makanan Pedas bagi Kesehatan yang Harus Kamu Ketahui

"Ketika mulut atau tenggorokan Anda bertemu benda asing yang berbahaya, pemikirannya adalah cairan itu membantu untuk membersihkannya," ungkap Dr.

Editor: Reza Dwi Wijayanti
Pinterest
Makaroni pedas. 

TRIBUNSOLO.COM - Banyak orang menyukai makanan pedas karena sensasinya yang unik dan bisa membakar lidah.

Meski begitu, masih banyak orang yang merasa ketagihan dengan sensasi pedas tersebut.

Bahkan, ada beberapa orang yang enggan makan jika makanannya tidak pedas.

Padahal, tak jarang hal itu membuat hidung dan mata kita berair karena kepedasan.

Lalu, apa ada manfaat dari makan makanan pedas?

Ya, ketika makanan pedas memasuki saluran pencernaan, mulut dan tenggorokan akan mulai menghasilkan lendir.

Saat makan makanan pedas, perut dan bagian usus akan mulai mengeluarkan cairan berlebih.

Hal ini seperti membersihkan bagian kotor dengan air.

"Ketika mulut atau tenggorokan Anda bertemu benda asing yang berbahaya, pemikirannya adalah cairan itu membantu untuk membersihkannya," ungkap Dr Brett Comer, ahli bedah telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di AS dikutip dari Time.

Bagi beberapa orang, menurut Comer, lendir ekstra ini bisa mengakibatkan sakit perut hingga diare.

Meski membuat hidung berair bahkan mungkin diare, tapi ternyata makanan pedas memiliki banyak manfaat kesehatan.

Ini karena makanan pedas mengandung senyawa capsaicin yang memiliki efek fisiologis baik bagi tubuh.

Ditanya soal Keseriusannya dengan Ayu Ting Ting, Didi Riyadi: Gue Enggak Mau Memaksakan

Tasya Farasya Gelar Aqiqah untuk Putrinya Maryam Eliza Khair, Terlihat Mewah dengan Nuansa Ungu

Diduga Ingin Bunuh Diri, Seorang Pria Terjun dari Jembatan Keris Tirtonadi

1. Kurangi rasa sakit

Sebuah penelitian menemukan bahwa terapi capsaicin bisa menyebabkan "eksitasi" atau rangsangan unik dengan mengunci jenis reseptor nyeri tertentu.

"Eksitasi ini mengarah pada perasaan panas atau nyeri yang membakar, dilatasi pembuluh darah, kemerahan pada kulit, dan peningkatan suhu tubuh," ujar Anthony Dickenson, profesor neurofarmakologi di University College London (UCL).

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved