Potensi Terbuka Lebar, Ponpes Jadi Penggerak Ekonomi Bahkan Bisa Mendirikan Pabrik, Ini Peluangnya
Pakar Ekonomi Universitas Airlangga, M Nafik Hadi R menilai pondok pesantren memiliki fungsi penggerak sosio-ekonomi masyarakat.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sejumlah potensi bisnis masih bisa digarap para pelaku UMKM yang didirikan pondok pesantren.
Pakar Ekonomi Universitas Airlangga, M Nafik Hadi R menilai pondok pesantren memiliki fungsi penggerak sosio-ekonomi masyarakat.
"Kalau kita lihat, bicara pesantren yang jumlahnya 30 ribu dan memiliki santri sebanyak 1.000 orang saja berarti ada 30 juta hampir 12 persen jumlah penduduk Indonesia," kata Nafik dalam Overview Obrolan Virtual : Umat Berdaya, Negara Sejahtera, Kamis (27/8/2020).
"Belum alumninya. Kalau kita hitung bisa 25 persen," tambahnya.
• Baru 35 Persen Pondok Pesantren di Jateng Yang Punya UMKM : Santri Butuh Pembekalan Lebih
• Cerita Pesantren Al-Ittifaq Sukses Jalankan Agro Bisnis : Galeri Pemasaran Itu Penting
Jumlah tersebut, lanjut Nafik, bisa diberdayakan untuk menggerakan bisnis yang dikembangkan UMKM pondok pesantren.
Misalnya, memproduksi pembalut yang dibutuhkan perempuan saat menstruasi tiba.
"Contohnya, teman-teman di Pondok Pesantren Jawa Tengah 40 persen santri perempuan dan ada potensi 30 juta," kata Nafik.
"Setidaknya ada 12 juta dan sudah ada kodratnya perempuan setiap bulan mengalami menstruasi," papar dia.
"Di sana bisnis pembalut, kalau seorang perempuan yang sedang menstruasi sehari ganti tiga kali saja, ketemu 12 juta biasanya menstruasi 7 hari jadi ada potensi ekonomi 252 juta," tambahnya.
Semisal, lanjut Nafik, itu dijual Rp 100 rupiah saja bisa mengantongi setidaknya Rp 25 miliar.
"Kalau setahun kurang lebih Rp 3 triliun, itu potensi ekonomi, pesantren bisa bikin pabrik," tambahnya.
• Ponpes Budi Utomo Solo Tanggap Covid-19, Ada Faskes hingga Siapkan Ruang Karantina Bagi Para Santri
• Nasib Baik Bocah Pemulung Usai Jadi Anak Angkat Anang-Ashanty, Kini Mereka Dikirim ke Pesantren
Nafik menuturkan masih banyak potensi ekonomi lain yang bisa digarap pondok pesantren.
Itupun diyakini bisa menggerakan belanja masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
"Kalau pesantren kita gerakan untuk menggerakan perekonomian masyarakat apalagi kondisi pandemi, bisa meningkatkan belanja masyarakat terutama di kebutuhan konsumtif," tandasnya. (*)