Pilkada Solo 2020
Menilik Gibran Blusukan di Pilkada Solo 2020, Pengamat Sosiologi UNS : Tunjukkan Jika Dia Anak Muda
Langkah Gibran Rakabuming Raka menjadi kontestan Pilkada Solo 2020 tinggal sejengkal lagi.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Langkah Gibran Rakabuming Raka menjadi kontestan Pilkada Solo 2020 tinggal sejengkal lagi.
Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu kini tengah menanti jadwal pendaftaran calon kepala daerah yang dijadwalkan 4 - 6 September 2020.
4 September 2020 menjadi tanggal yang akan dipilihnya bersama tandemnya Teguh Prakosa mengajukan syarat pencalonan ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solo.
Meski begitu, faktor Gibran sebagai putra orang nomor satu di Indonesia tetap tidak bisa dikesampingkan.
• Ternyata Anak-anak yang Pertama Menemukan Kobra, Si Ular Baru Ganti Sisik dan Ngumpet di Lobang
• Ditanya Soal PKS yang Nyatakan Abstain dalam Perhelatan Pilkada Solo 2020, Gibran : Entar Aja
Pengamat Sosiologi - Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Kota Solo, Rezza Akbar menilai ayah Jan Ethes Sri Narendra itu merupakan aktor yang memiliki hak keistimewaan dalam Pilkada Solo 2020.
"Gibran sejak awal hadir di panggung politik sebagai subject with privilege atau privileged actor," terang Rezza kepada TribunSolo.com, Rabu (2/9/2020).
"Beliau hadir dan terjun dalam politik, lalu berkontestasi dalam proses politik semua sudah dengan akses, fasilitas, maupun benefit yang sudah terbuka lapang untuk dirinya," tambahnya.
Dalam soal kampanye di kemudian hari, misalnya, Gibran saat ini tengah membangun kontruksi makna jikalau dirinya merupakan bagian dari generasi muda.
"Dalam soal kampanye, jelas dalam hal ini Gibran berusaha menghadirkan konstruksi kesan pada publik bahwa beliau adalah representasi dari generasi muda, generasi baru," tutur Rezza.
"Bahkan generasi milenial, yang kemudian memberikan harapan akan terwujudnya perubahan yang dinamis dan bersifat kebaruan karena diusung oleh orang-orang muda," imbuhnya.
Oleh karenanya, Gibran kemudian berusaha membangun jejaring di sekitarnya untuk mendukung kontruksi itu.
"Karena itu ia membangun jejaring dan framework yang diisi dan dikelilingi oleh orang-orang muda yang berusaha menghadirkan ide-ide dan pattern of campaign yang beda dan non-konvensional," kata Rezza.
Akan tetapi, Rezza menjelaskan itu tetap tidak bisa mengesampingkan fakta biologis dan realita politik yang berada di sekitar Gibran.
Tak terkecuali, fakta soal dirinya merupakan putra seorang presiden.