Pilkada Sukoharjo 2020
Pilkada Sukoharjo 2020 Dimulai, MUI Tegaskan Tidak Gunakan Agama untuk Urusan Politik Praktis
Bahkan Ketua MUI Sukoharjo, KH Abdullah Faishol mewanti-wanti tidak menggunakan agama untuk politik praktis selama pelaksanaan Pilkada 2020.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sukoharjo meminta tidak ada provokasi di Pilkada 2020.
Bahkan Ketua MUI Sukoharjo, KH Abdullah Faishol menegaskan tidak menggunakan agama untuk urusan politik praktis selama pelaksanaan Pilkada 2020.
Menurut Abdullah, saat ini isu yang sedang banyak dimunculkan adalah larangan untuk memilih pemimpin wanita.
"Persoalan dalam Pilkada ini menggunakan agama dalam politik praktis," katanya usai seminar silaturrahmi ulama dan tokoh masyarakat di Hotel Tosan, Senin (7/9/2020).
"Apalagi di Sukoharjo kan muncul bakal calon bupati perempuan, dan muncul istilah perempuan haram jadi pemimpin," imbuhnya.
• Dua Paslon Sudah Resmi Mendaftar, Pilkada Sukoharjo Pertarungan Joswi vs EA
• Joswi Targetkan Menang di Atas 60 Persen di Pilkada Sukoharjo 2020
Menurutnya, ini tidak baik, jika isu ini dimunculkan di tengah masyarakat.
Sebab, kata dia, NU dan Muhammadiyah sudah memperbolehkan adanya pemimpin perempuan.
Karena dalam Pilkada ini, yang terpenting ada figur yang mampu dan memiliki visi misi untu menjadikan suatu daerah menjadi lebih baik.
"Sudah banyak kepala daerah yang perempuan, tapi isu ini dimunculkan lagi untuk menarik simpati," ucap dia.
"Orang islam kan sudah cerdas, jadi yang dilihat bukan lagi isu keagamaan, tapi yang penting adalah bagaimana program dan visi misinya," terangnya.
Dia berharap, gesekan-gesekan seperti harus dihindari, agar tidak menjadi perbedaan yang berbuah menjadi masalah besar.
Sehingga, tokoh agama harus lebih sering mengadakan forum-forum untuk kerukunaan umat.
• Kronologi Bocah Cantik Hilang Misterius di Sragen, Keluar Rumah Tiba-tiba Jejak Ada di Bengawan Solo
• Aman dan Kondusif, Begini Rangkaian Pengamanan Pendaftaran 2 Paslon Pilkada Sukoharjo 2020
Karena bila isu seperti ini ditanggapi oleh tokoh politik, dikhawatirkan akan terjadi boomerang, karena menjelang Pilkada ini isu akan lebih sensitif.
"Tokoh agama harus sering melakukan pertemuan seperti ini, untuk mencairkan suasana," ucap dia.
"Karena masalah ini kan masalah agama, jangan sampai dibawa ke ranah politik," tandasnya. (*)