Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Penyerangan Acara Pernikahan di Solo

Identitas Otak Penyerangan Rumah Umar Assegaf di Pasar Kliwon Solo Sudah Terkuak, Kini Berstatus DPO

Identitas otak penyerangan acara pernikahan keluarga Umar Assegaf di Kampung Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, telah dikantongi pihak kep

Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Agil Trisetiawan
TribunSolo.com/Ryantono Puji Santoso
Pelaku penyerangan saat adanya pernikahan keluarga Umar Assegaf di kawasan Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo yang sudah ditangkap 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Identitas otak penyerangan acara pernikahan keluarga Umar Assegaf di Kampung Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, telah dikantongi pihak kepolisian.

Polisi memburu 3 orang yang masuk daftar pencarian orang (DPO) kasus pengrusakan dan penganiayaan tersebut.

Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan, sampai saat ini pengusutan kasus penyerangan di kawasan Mertodranan masih terus berlanjut.

"Kami masih terus memburu para pelaku," terang dia kepada TribunSolo.com, Kamis (10/9/2020).

Dikatakan, Polresta Solo sudah menetapkan delapan orang tersangka dalam kasus pengrusakan dan penganiayaan keluarga Umar Assegaf di kawasan Mertodranan Pasar Kliwon pada Sabtu (8/8/2020) lalu.

Pihaknya menuturkan, berkas dari delapan orang tersangka itu juga sudah diserahkan ke Kejaksaan Negeri Solo.

"Sudah diserahkan untuk penelitian tahap pertama," papar dia.

"Sementara tiga DPO yang dikejar, diduga sebagai otak dari penyerangan," papar dia.

Jadi Salah Satu Titik Kemacetan Terparah, Pemkot Solo Berencana Bangun Flyover di Palang Joglo

Polisi Kejar 3 Orang yang Jadi Otak Pelaku Penyerangan Keluarga Umar Assegaf di Pasar Kliwon Solo

2 Pelaku Penyerangan di Pasar Kliwon Ditangkap, Polisi : Sembunyi & Potong Rambut Agar Tak Dikenali

Nestapa Seniman Solo Terabaikan hingga Dipandang Sebelah Mata, Kini Ramai-ramai Deklarasikan Diri

Dia menambahkan, penyerangan itu direncanakan dari grup WhatsApp (WA) para pelaku.

"Motif penyerangan yakni intoleran yang tidak bisa hidup berdampingan dan rukun dengan yang lain," akunya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved