Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Anak Pemulung Asal Boyolali Jadi Lulusan Terbaik di Kampus, Ortu Rela Pinjam Uang Cukupi Kebutuhan

Meski biaya ditanggung beasiswa, namun untuk makan dan urusan kuliah ia harus mengeluarkan biaya tambahan.

Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Ilham Oktafian
Juman (55) dan Nurpitasari (21) saat berada di rumahnya RT 18/RW 09 Banjarsari, Gubug, Cepogo, Boyolali. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ilham Oktafian

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Keterbatasan ekonomi tak mengecilkan cita-cita Nurpitasari (21).

Anak pasangan Juman (55) dan Tuminah (45) itu mempunyai tekad untuk menjadi perawat.

Keinginan tersebut terganjal lantaran sang ayah hanya berprofesi sebagai tukang rosok atau pemulung dan sang ibu hanya sebagai buruh momong.

Sempat Ada Perbaikan, Kini Berkas Kedua Bapaslon di Wonogiri Lengkap, KPU Segera Verifikasi Ulang

Saluran Underpass Makamhaji Sering Jebol, Kades Sebut Kerusakan Langsung Dilaporkan

Perempuan asal RT 18/RW 09 Banjarsari, Gubug, Cepogo, Boyolali itu pun mencoba beragam cara agar cita-citanya tak kandas di tengah jalan.

Saat masih duduk di bangku SMK Annur Ampel Boyolali, Nurpitasi mencari informasi agar orangtuanya tak mengeluarkan ongkos untuk biaya kuliahnya.

Bermacam beasiswa ia coba, namun sempat gagal lantaran terganjal seleksi.

"Saya tidak menyerah, saya mencoba ikut beasiswa Bina Lingkungan, alhamdulillah saya diterima dan dibiayai gratis sampai wisuda," kata lulusan terbaik Jurusan D3 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran (UNW) itu.

Usai diterima di UNW, Nurpitasari tak berhenti mengalami kesulitan.

Meski biaya ditanggung beasiswa, namun untuk makan dan urusan kuliah ia harus mengeluarkan biaya tambahan.

Ia dan orangtuanya berbagi tugas agar kuliah Nurpitasi tidak kandas di tengah jalan.

Nurpitasari mendapat biaya tambahan membantu dosennya, sementara orangtua semakin giat mengumpulkan rosokan.

Namun saat pertengahan semester, rupanya hasil penjualan rosokan orangtuanya tak mampu menambal biaya tambahan Nurpitasari.

"Orangtua hanya mengambil rosokan, modalnya dari orang lain," aku dia.

"Kalau orangtua ngambil rosokan harga Rp 1.000 nanti dijual seharga Rp 1.200, untungnya Rp 200, untuk biaya sehari mepet, belum lagi untuk ongkos saya," tambahnya.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved