Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Lulusan UNS Solo Ini Iseng Koleksi Ikan Cupang saat Pandemi, Tak Tahunya Raup Rp 40 Juta per Bulan

Pria yang biasa dipanggil Arnov itu tak menyangka keisengannya mengoleksi aneka jenis ikan cupang di masa pandemi berubah menjadi keberuntungan.

Editor: Hanang Yuwono
KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI)
Arnovian Pratikna (24), warga Jalan Maskumambang 10B, Kelurahan Sogaten, Kecamatan Taman, Kota Madiun menunjukkan salah satu koleksi ikan cupang andalannya. Dengan berjualan ikan cupang di masa pandemi, Arnov meraup omset satu bulan hingga Rp 40 juta 

Sejak saat itu, Arnov perlahan-lahan mengembangbiakkan ikan cupang di lahan rumahnya.

Untuk pengembangan dan penjualan Arnov tak sendiri.

Ia dibantu lima temannya yang satu hobi.

Masing-masing temannya memiliki peran tersendiri dalam pengembangbiakan dan bisnisnya.

“Ada yang membantu mengawasi ikan dan ada yang membantu memasarkan di media sosial,” jelas Arnov.

Tampak di halaman depan rumah pemuda itu dipajang puluhan iklan cupang yang berkualitas.

Sementara di samping kanan rumahnya terdapat ratusan ember plastik yang tersusun rapi berisi ikan cupang dewasa.

Arnov juga memanfaatkan lahan di belakang rumahnya untuk mengembangbiakkan ikan cupang.

Pria ini juga meminjam halaman rumah kakeknya khusus untuk pengembangbiakkan ikan cupang jenis giant lantaran tidak tidak ada lagi lahan kosong yang tersisa di rumahnya.

Memasuki enam bulan masa pandemi, Arnov merasakan peminat ikan cupang makin banyak dan di luar perkiraan.

Rata-rata yang ingin memelihara ikan cupang adalah warga yang terkena dampak bekerja di rumah selama masa pendemi belum berakhir.

Cupang giant paling banyak diminati

Selama pandemi berlangsung, ikan cupang jenis giant paling banyak diminati warga. Hal itu terbukti dari banyaknya warga yang memburu koleksi cupang jenis ini.

Banyaknya warga ingin memelihara ikan cupang, selain mengisi waktu selama berada di rumah, memelihara cupang juga menjadi hiburan tersendiri.

“Apalagi menariknya ikan cupang dapat displaynya harus satu-satu. Jadi satu tempat satu ikan,” kata Arnov.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved