Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo Terbaru

Bertahan di Tengah Pandemi Corona, Perajin Batik di Mojolaban Tetap Pertahankan Karyawan

"Sejak pandemi, penjualan menurun sekitar 50-60 persen," katanya, Jumat (2/10/2020).

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Agil Tri
Sejumlah orang saat membatik di Batik Adi Busana, di Desa Cangkol, Kecamatan Mojolaban Sukoharjo 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Pandemi virus Corona sangat dirasakan para perajin batik di Desa Cangkol, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.

Salah satunya adalah pengrajin Batik Adi Busana, yang sudah berdiri sejak 40 tahun silam.

Menurut Pemilik juga perajin Batik Adi Busana Yayuk, selama pandemi Covid-19 ini, omset usahanya anjlok.

Trio Jakarta Merapat, Laskar Samber Nyawa Tinggal Tunggu Joko Susilo

Sampaikan Bangga Pada Batik, Wapres: Gunakanlah Batik Dalam Setiap Karyamu

"Sejak pandemi, penjualan menurun sekitar 50-60 persen," katanya, Jumat (2/10/2020).

Meski mengalami penurunan omset, Batik Adi Busana tidak melakukan PHK karyawannya.

Sebab, para karyawannya tidak memiliki mata pencaharian lain selain membatik di rumah produksinya.

Sehingga untuk mengurangi biaya produksi, Yayuk memilih mengurangi jumlah produksinya.

"Kalau tidak saya kasih pekerjaan, mereka akan nganggur dan mencari pekerjaan itu susah, akhirnya saya kurangin produksi dan saya kurangi hari masuk kerja," terangnya.

Menurut Yayuk, mayoritas pembeli kain batik ini berasal dari pengusaha butik dan penjual toko batik, baik dari dalam kota maupun luar kota.

Namun lantaran masih Pandemi maka jumlah orderan sangat menurun, yang membuat pengrajin batiknya terpukul.

"Mereka (pengusaha butik dan penjual toko batik) juga merasa sepi dan akhirnya stop tidak mengambil kain ke kita dulu karena mereka menghabiskan stok yang lama, padahal kalau rame sebulan sekali ngambil," ujarnya.

Di Batik Adi Busana sendiri sangat khas dengan Batik Gambir.

"Jaman dulu orang Nginang pakek sirih dan bibirnya warna hitam dan awet tidak bisa hilang, akhirnya saya membuat batik dari Gambir itu, dan ternyata di pasaran sangat diminati," jelasnya.

Batik Gambir ini ia beri harga mulai dari Rp 200 ribu hingga jutaan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved