Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Demo Tolak Omnibus Law di Karanganyar, Dua Anak di Bawah Umur Ditangkap Bawa Senjata Sejenis Pisau

Kapolres Karanganyar, AKBP Leganek Mawardi menyampaikan, anggota telah melakukan pemeriksaan terhadap sekitar 70-an orang di Mapolres Karanganyar.

Editor: Asep Abdullah Rowi
KOMPAS.COM
Ilustrasi pisau dapur. 

Pihak Anak NKRI telah berkoordinasi dengan serikat buruh sebelum melakukan aksi unras ini.

"Undang-Undang (Omnibus Law) itu merugikan bangsa dan negara. Maka Anak NKRI dan elemen yang tergabung menolak Undang-Undang Omnibus Law," katanya saat audiensi dengan anggota DPRD.

Dia meminta supaya aspirasi terkait penolakan Undang-Undang Omnibus Law disampaikan oleh DPRD Karanganyar kepada DPR RI.

Lanjutnya, usai unras di Kantor DPRD Karanganyar, perwakilan rombongan lantas menuju ke Polres Karanganyar untuk berkoordinasi dengan kepolisian.

Pasalnya, ada beberapa anak yang diamankan oleh polisi sebelum acara unras di Kantor DPRD Karanganyar.

Baca juga: Buntut Penangkapan Penyusup Demo Tolak Omnibus Law di Solo : 2 Orang Kini Berstatus Tersangka  

Baca juga: Tangis Orang Tua Pecah Jemput Anak yang Diamankan Polisi karena Akan Ikut Demo Omnibus Law di Solo

"Tadi belum sampai sini. Diangkut di sisi barat DPRD Karanganyar. Saya mau koordinasi dengan Polres," ucapnya.

Kabag Ops Polres Karanganyar, Kompol Budianto mengungkapkan, ada sebanyak 135 personel yang diterjunkan guna mengawal jalannya unras.

Sesuai izin yang diterima kepolisian, ada 100 orang yang mengikuti unras.

Sebelum unras, kepolisian telah berkoordinasi dengan korlap aksi dan menganjurkan supaya memberikan tanda kepada peserta aksi seperti pita merah putih untuk membedakan antar peserta aksi.

"Tidak kita tangkap, kita amankan. Supaya tidak mempengaruhi atau menghambat jalanya aspirasi. Saat ini masih taraf pendataan dulu. Yang bersangkutan dari mana, kepentingannya apa ke sini," jelas dia.

"Kalau tidak ada yang dilanggar kita lepaskan," ungkapnya.

Dugaan Boni Hargens

Dikutip dari Kompas.com, Demonstrasi menolak UU Cipta Kerja menarik perhatian Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens.

Ia mengatakan gelombang aksi penolakan UU Omnibus Cipta Kerja (Ciptaker) memunculkan tanda tanya di tengah masyarakat.

Apakah benar ini untuk kepentingan buruh atau ada pihak lain yang menunggangi aksi buruh?

Baca juga: Keinginan Pengusaha Solo Robby Sumampouw yang Belum Terwujud : Ingin Bangun Rumah Sakit

Baca juga: Mediasi UU Ciptaker Ngambang, Anggota DPRD Sukoharjo: Belum Terima Salinan UU Cipta Kerja 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved