Solo KLB Corona
Sempat Muncul Klaster Tilik, Kini Pasien di Boyolali Meroket Lagi, 2 Hari 34 Orang Positif Corona
Selama dua hari kasus warga terjangkit visrus Covid-19 di Kabupaten Klaten kembali meroket cukup signifikan.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Selama dua hari kasus warga terjangkit visrus Covid-19 di Kabupaten Klaten kembali meroket cukup signifikan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, ada 34 orang positif yaitu Kamis- Jum'at (15-16/10/2020).
Adapun pada Kamis (15/10/2020) 31 orang positif, sedangkan Jum'at (16/10/2020) 3 orang.
Baca juga: Nestapa 8 Warga Nogosari Boyolali, Tilik Tetangga yang Sakit, Habis Itu di-Swab Test dan Kena Corona
Baca juga: Klaster Tilik Muncul di Boyolali, Kasus Terungkap Seusai Warga Nogosari Membesuk Tetangga yang Sakit
Dari 34 penambahan kasus positif Covid-19, tersebar dalam 14 Kecamatan di Kabupaten Boyolali, berikut daftarnya :
- Kecamatan Sawit : 5 orang
- Kecamatan Banyudono : 5 orang
- Kecamatan Karanggede : 4 orang
- Kecamatan Nogosari : 3 orang
- Kecamatan Gladagsari : 3 Orang
- Kecamatan Ampel : 2 Orang
- Kecamatan Boyolali : 2 Orang
- Kecamatan Mojosongo : 2 Orang
- Kecamatan Tamansari : 2 Orang
- Kecamatan Teras : 2 Orang
- Kecamatan Simo : 1 Orang
- Kecamatan Sambi : 1 Orang
- Kecamatan Ngemplak : 1 Orang
- Kecamatan Andong : 1 Orang
Dalam penambahan 34 kasus, paling banyak terpapar dari kontak erat dengan pasien sebelumnya.
Saat TribunSolo.com mengkonfirmasi Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S Survivalina, ia membenarkan terjadi penambahan tersebut.
Meskipun membenarkan, secara rinci akan dijelaskan pada Senin (19/10/2020) karena ada tambahakan kembali.
"Ya benar, untuk lengkapnya kita jumpa pers senin," singkat Ratri, Minggu (18/10/2020).
Maka dengan penambahan 34 orang, jumlah positif semenjak pandemi sudah menembus 1007 kasus.
Dapat Subsidi
Indonesia akan mendapat subsidi harga vaksin Covid-19 dari WHO lewat COVAX Facility.
Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri ( Kemenlu) Febrian Alphyanto Ruddyard.
Indonesia yang tergabung dalam COVAX dikategorikan sebagai Advance Market Commitment (AMC) sehingga mendapat jaminan harga vaksin yang terjangkau.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Sebut Vaksinasi Sejalan dengan Ajaran Islam, Jelaskan Dalilnya
"Ini kita termasuk dapat Advance Market Commitment (AMC) yang artinya kita mendapat harga subsidi."
"Lebih murah dari beberapa kelompok negara lain yang dianggap memiliki kemampuan ekonomi yang lebih besar," kata Febrian dalam konferensi pers virtual, Jumat (16/10/2020).
"Memang kita sudah naik pada lower middle income country jadi upper middle country. Berdasarkan pemahaman ini, kita masih middle lower sehingga kita masuk dalam harga yang bisa disubsidi, tidak sebagai negara yang mendapat harga pasar," lanjut Febrian.
Lebih lanjut, Febrian mengatakan, World Health Organization (WHO) hanya menjatah vaksin untuk 20 persen dari total populasi Indonesia.
Untuk itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir gencar melakukan diplomasi pengadaan vaksin Covid-19 ke negara produsen sebagai langkah bilateral.
Febrian mengatakan kerja sama bilateral dengan negara produsen vaksin diperbolehkan untuk mencukupi stok vaksin suatu negara.
Ia menambahkan, Indonesia memiliki hubungan baik dengan sejumlah negara sehingga memiliki modal kuat untuk menjalin kerja sama pengadaan vaksin Covid-19 secara bilateral.
Selain itu, stok vaksin diketahui sangat terbatas. Karena itu Indonesia harus memesan terlebih dahulu agar tak didahului negara lain, meskipun vaksin Covid-19 saat ini belum jadi lantaran masih menjalani uji klinis tahap ketiga.
"Bu Menlu dan Pak Erick kan kemana-mana tuh, ke UEA, Cina, sekarang ke Ingggris dan ke Swiss. Inilah upaya untuk menutupi kekurangan dengan kerja sama bilateral kita dengan negara lain secara langsung," katanya.
Untuk diketahui saat ini Indonesia telah mendapat komitmen penyediaan vaksin dari Cina melalui Sinovac serta Cansino, UEA melalui G42 yang bekerja sama dengan Sinopharm, dan Inggris melalui AstraZeneca.
Saat ini kandidat vaksin dari Sinovac serta Cansino, G42 (Sinopharm), dan AstraZeneca tengah menjalani uji klinis tahap ketiga.
Adapun uji klinis kandidat vaksin dari Sinovac salah satunya dilakukan di Bandung, Jawa Barat.
Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. TribunSolo.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Indonesia Bakal Dapat Subsidi Harga Vaksin Covid-19 dari COVAX Facility