Reaksi Buruh di Solo Raya Sayangkan UMK 2021 Tak Naik, karena Alasan Pandemi Jadi Kambing Hitam
Buruh di Solo Raya mengaku kecewa dengan keputusan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah yang tidak menaikkan UMP yang berimbas pada UMK 2021.
TRIBUNSOLO.COM, SOLORAYA - Buruh di Solo Raya mengaku kecewa dengan keputusan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah yang tidak menaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2021.
Imbasnya, UMK Solo 2021 pun terancam tak mengalami kenaikan, meski belum ada kepastian.
Di Solo misalnya, serikat buruh yang tergabung dalam SBSI 1992 tidak sepakat dengan kebijakan tersebut sehingga harus ada ruang dialog.
Begitu juga buruh di Sukoharjo, meskipun memaklumi seharunya tidak hanya sedikit UMK 2021 dinaikkan karena biaya hidup semakin berat.
Bahkan di Klaten, serikat buruh SPSI menyayangkan UMP tidak naik karena yang menjadi alasan pandemi.
Baca juga: Menaker Umumkan Upah Minimum 2021 Tak Naik, Ini Daftar UMK 2020 di Pulau Jawa, Berapa Kota Solo?
Baca juga: Kabar UMP 2021 Tak Naik di Tengah Pandemi, SBSI 1992 : Tidak Sependapat, Harusnya Ada Ruang Dialog
Baca juga: Ida Fauziah Tak Naikkan UMP 2021, Kepala Dinas Tenaga Kerja Solo : Kami Tunggu Langkah Pak Gubernur
Nah, para buruh pun ikut bersuara berkaitan kebijakan tersebut.
Ketua DPD SBSI 1992 Jateng, Suharno mengatakan, tidak setuju bila pemerintah memutuskan tidak menaikan UMP 2021 secara sepihak.
"Yang jelas saya tidak sependapat kalau diambil keputusan seperti itu," papar Suharno kepada TribunSolo.com, Selasa (27/10/2020).
Menurut dia, kebijakan itu tidak melihat perusahaan yang memiliki kemampuan untuk membayar lebih.
Menurut dia, ada perusahaan yang dalam kondisi pandemi Corona ini mampu menaikkan gaji.
"Kalau perusahaan untung dan tidak ada penyesuaian dengan kondisi buruh, tidak pas itu," papr dia.
Pihaknya menyatakan, belum mendengar keputusan menteri ketenagakerjaan Ida Fauziyah itu.
Dia memaparkan, sebaiknya ada diskusi atau audiensi dengan buruh.
"Harusnya ada ruang dialog," kata Suharno.
Buruh Sukoharjo