Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

660 Personel Amankan Demo Mengutuk Presiden Prancis di Klaten, Peserta Aksi Pulang dengan Tertib

"Pengamanan yang kita lakukan bersama TNI serta instansi terkait tadi berjalan aman dan tertib," kata Kapolres Klaten, AKBP Edy Suranta Sitepu

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Istimewa
Kapolres Klaten AKBP Edy Suranta Sitepu memimpin pengamanan saat demo di depan DPRD Klaten, Selasa (3/11/2020). 

Ia mengaku pihaknya menuntut pemerintah Prancis meminta maaf kepada umat Islam di dunia karena dianggap menista agama Islam.

Selain itu, ia meminta kepada pemerintah Indonesia memutus hubungan dengan Prancis, seperti memulangkan duta besar Prancis, hingga memboikot produk Prancis.

"Kami merasa terhina atas sikap Presiden Prancis, kami meminta pemerintah Indonesia putuskan hubungan dengan Prancis, serta memboikot produknya," kata Bony.

"Boikot dilakukan sampai Presiden Prancis meminta maaf kepada umat Islam di seluruh dunia," tambah dia.

Selain demo Prancis, mereka ternyata juga menuntut kepada pemerintah Indonesia untuk segera membatalkan Undang-Undang Omnibuslaw.

"Karena kami menilai Undang-undang ini tidak menguntungkan rakyat Indonesia," jawabnya.

Aksi di Solo

Ribuan umat Islam berkumpul di Gladak, Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, Rabu (28/10/2020). 

Dari pantauan TribunSolo.com di lapangan, mengecam sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW.

Dalam aksi tersebut ada beberapa orator memimpin demonstrasi di mobil komando.

Baca juga: Arab Saudi Kecam Publikasi Karikatur Nabi Muhammad, Boikot Produk Prancis Meluas di Sejumlah Negara

Baca juga: Imbas Ucapan Presiden Macron soal Islam : Jalanan Bangladesh Nyaris Lumpuh, Produk Perancis Dibuangi

Bahkan banyak di antaranya membawa poster di antaranya bertuliskan 'Ekstradisi Dubes Prancis di Indonesia', Boycot France' dan 'Kita Wajib Murka karena Nabi Dihina'.

Terdengar beberapa tuntutan mereka seperti memboikot produk dari Prancis, mendesek Presiden Joko Widodo melayangkan protes hingga memutus hubungan diplomatik.

Korlap aksi, Endro Sudarsono mengatakan, ada sejumlah hal yang dituntut oleh pendemo.

Pertama adalah meminta Emmanuel Macron meminta maaf pada umat Islam.

Kedua, Presiden Jokowi agar protes keras sebab Indonesia mayoritas muslim.

"Kami melakukan protes keras atas Presiden Perancis yang melakukan pembiaran penerbitan kembali majalah yang memuat karikatur Nabi Muhammad SAW," jelas dia.

"Melindungi penista agama tidak bijaksana," paparnya.

Dia menambahkan, ada ribuan orang yang tergabung dalam aksi memprotes tindakan Presiden Prancis Emmanuel Marcon tersebut.

"Ada seribuan lebih peserta aksi," (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved