Berita Gunung Merapi
Siaga Gunung Merapi, Pemdes Tlogolele Siapkan Tempat Penampungan Sementara & Mulai Data Ternak Warga
Sekretaris Desa Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra mengatakan, TPPS itu tidak akan diisi penuh menyusul masih pandemi Covid-19.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Tempat penampungan pengungsi sementara (TPPS) telah disiapkan Pemerintah Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Itu menyusul meningkatnya status Gunung Merapi dari Waspada menjadi Siaga III.
TPPS Desa Tlogolele berkapasitas total kurang lebih 1.000 orang.
Baca juga: Besok, 2.271 KPPS di Sragen Bakal Jalani Rapid Tes, Dilakukan Bertahap
Baca juga: Viral Aksi Jambret di Padang Terekam CCTV, Rampas Ponsel Anak Kecil saat Bermain Game Sendirian
Sekretaris Desa Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra mengatakan, TPPS itu tidak akan diisi penuh menyusul masih pandemi Covid-19.
Proses penyekatan telah dilakukan dalam tempat yang berada di RT 1 RW 1, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
"Kemungkinan besar hanya akan menampung 500 sampai 700 orang," kata Neigen kepada TribunSolo.com, Minggu (8/11/2020).
Neigen menuturkan, beberapa warga yang tidak tertampung akan ditempatkan di rumah - rumah sekitar TPPS.
Pasalnya, jumlah warga disekitar tempat penampungan itu sebanyak 1.254 orang.
Rumah-rumah sekitar akan dikhususkan untuk menampung warga usia rentan dan balita.
"Rumah di sekitar TPPS itu ada 130 kepala keluarga," ucap Neigen.
Untuk waktu menempati TPPS, Neigen menyerahkan seutuhnya kepada warga. Bila mereka nyaman di TPPS, perangkat Desa Tlogolele tidak masalah.
"Rasa nyaman di pengungsian itu maksimal 2 minggu setelah itu masyarakat jenuh," katanya.
BPBD Boyolali, lanjut Neigen, sudah mengirimkan pasokan makanan dan minuman bagi relawan yang berjaga di TPPS.
"Sudah ada pengiriman roti Roma, 2 karung beras, minyak, teh, gula, dan sarden," tuturnya.
Selain menyiapkan TPPS, perangkat Desa Tlogolele juga mulai mendata ternak yang dimiliki warga.
"Bila jarak bahaya ditingkatkan menjadi radius 10 kilometer, maka warga dan ternak akan diungsikan ke Desa Bersaudara," ucap Neigen. (*)