Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Gunung Merapi

Merapi Siaga, 400 Orang dan Ratusan Ternak di Kecamatan Kemalang Klaten Telah Dievakuasi

Sekretaris BPBD Klaten, Nur Cahyono menyebutkan, dua desa yang telah melakukan pengungsian yaitu Desa Tegalmulyo dan Desa Balerante.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Agil Trisetiawan
TribunSolo.com/Adi Surya
Sejumlah anak duduk di bak belakang mobil milik Polsek Selo saat dievakuasi dari Dukuh Setabelan menuju TPPS Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali di bawah lereng Gunung Merapi, Jumat (13/11/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Ada tiga Desa di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten yang masuk dalam zona KRB III Gunung Merapi.

Tiga desa tersebut meliputi Desa Tegalmulyo, Balerante, dan Siderejo.

2 desa telah melakukan pengungsian terhadap warganya, hanya 1 desa yang belum mengungsikan warganya.

Sekretaris BPBD Klaten, Nur Cahyono menyebutkan, dua desa yang telah melakukan pengungsian yaitu Desa Tegalmulyo dan Desa Balerante.

"Untuk Desa Sidorejo masih berada di pemukiman, karena relawan setempat sudah memiliki SOP evakuasi mandiri," kata Nur Cahyono, Sabtu (14/11/2020).

Baca juga: Tambah 201 Kasus Baru Dalam Sehari, Ini Sebaran Kasus baru di Kabupaten Klaten

Baca juga: KPU Klaten Akan Gelar Debat Publik Tanggal 20 November, Lokasi Debat Dirahasiakan, Ini Alasannya

Baca juga: Sejarah PG Gondang Baru Klaten : Didirikan Belanda 1860, Berhenti Operasi 2017 karena Kalah Bersaing

Baca juga: Satu Desa di Lereng Gunung Merapi Belum Dievakuasi, BPBD Klaten : Kami Menghormati Kearifan Lokal

Lanjut ia menjelaskan daftar jumlah pengungsi sementara di dua Desa per Sabtu (14/11/2020) pukul 21.00 WIB.

Ia mengatakan di Desa Tegalmulyo jumlah pengungsi yang terdata sejumlah 128 jiwa.

"128 jiwa, terdiri dari 3 dukuh, dukuh Canguk, Sumur, dan Pajegan," jawab Nur Cahyono.

Ia menjelaskan, dari 128 jiwa, masing-masing terdiri 8 balita, 20 lansia, 78 orang dewasa dan 22 anak-anak

Sedangkan untuk ternak yang diungsikan sementara belum ada.

"Dari 128 jiwa, terdapat balita, anak-anak, orang dewasa dan lansia, untuk ternak belum ada yang diungsikan," kata Nur Cahyono.

Kemudian Nur Cahyono mengatakan jumlah pengungs di Desa Balerante total berjumlah 273 jiwa.

"273 jiwa berasal dari 5 dukuh, yaitu dukuh Sambungrejo, Ngipilsari, Gondang, Sukerjo, dan Ngelo," terang Nur Cahyono.

kawah merapi (@bpptkg)
kawah merapi (@bpptkg) (Istimewa)

Lanjut, Nur Cahyono merincikan dari 273 jiwa, masing-masing terdiri dari 124 laki-laki dan 149 perempuan.

Ia menambahkan dari 273 jiwa, terdiri dari 22 balita, 48 anak-anak, 150 orang dewasa, 5 ibu hamil, 6 ibu menyusui, 8 orang disabiltas, serta 34 lansia.

"Selain 273 jiwa, sejumlah 124 ekor ternak di Desa Balerante sudah diungsikan ketempat yang lebih aman," ujarnya.

Warga Kalitengah Lor, Cangkringan, mengevakuasi secara mandiri hewan ternak menggunakan truk karena kondisi Gunung Merapi, Senin (9/11/2020).
Warga Kalitengah Lor, Cangkringan, mengevakuasi secara mandiri hewan ternak menggunakan truk karena kondisi Gunung Merapi, Senin (9/11/2020). (Tribunjogja/Bramastyo)

Satu Desa Belum Dievakuasi

Mitigasi bencana di Kabupaten Klaten sudah dilakukan menyusul meningkatnya status Gunung Merapi dari waspada menjadi siaga.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Klaten, Sip Anwar mengatakan warga 2 dari 3 desa yang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) III telah dievakuasi.

Dua desa tersebut yakni Desa Balerante dan Tegalmuyo, Kecamatan Kemalang.

"Desa Sidorejo belum ada evakuasi karena kami menghargai kearifan lokal saudara-saudara yang ada di sana," kata Anwar dalam Obrolan Virtual Erupsi Merapi : Mitigasi dan Pandemi, Kamis (12/11/2020).

Baca juga: Panik Dengar Suara Gemuruh, Warga Lereng Gunung Merapi di Boyolali Minta Dievakuasi

Baca juga: Datangi Lereng Merapi, Kapolda Jateng : Warga Punya Ternak Jangan Khawatir, Ada Lokasi Khusus Hewan

Baca juga: Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Jamin Ternak Warga Merapi Aman : Ada Lokasi Khusus dan Dijaga Petugas

Baca juga: Gunung Merapi Masih Bereaksi, Kali Ini Terdengar Guguran Sebanyak 3 Kali, Begini Data Lengkap BPPTKG

Berdasarkan Data 11 November 2020, total ada sebanyak 240 warga yang tersebar di dua desa tersebut.

Sebarannya, 114 warga Desa Tegalmulyo dan 126 warga Desa Balerante.

Mereka menempati tempat evakuasi sementara (TES) yang telah disediakan di sana.

Penyekatan, tutur Anwar, sudah mulai dilakukan di TES Desa Tegalmulyo dan Balerante.

Sekat tersebut berukuran kurang lebih 2,5 meter x 4 meter.

"Hari ini pemasangan penyekatan, kemarin masih kotak-kotak karena membuatnya tidak mudah," ucap Anwar.

Penampakan Gunung Merapi di Kaliworo, Desa Siderejo, Kecamatan Kemalang, Klaten
Penampakan Gunung Merapi di Kaliworo, Desa Siderejo, Kecamatan Kemalang, Klaten (TribunSolo.com/Mardon Widiyanto)

Anwar menuturkan dapur umum juga telah disiapkan di kawasan TES Desa Balerante dan Tegalmulyo.

Tenaga memasaknya tidak hanya dari relawan namun juga dari para pengungsi.

"Itu dilakukan dengan gotong royong, untuk tenaga memasaknya digilir," tutur dia.

"Itu kami serahkan ke perangkat desa setempat untuk mengaturnya," tandasnya.

Warga Desa Klakah Boyolali Dievakuasi

Suara gemuruh dari Gunung Merapai, membuat warga Desa Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah mulai dievakuasi ke Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) pada Rabu (11/11/2020).

Diketaui, Desa Klakah merupakan kawasan rawan bencana (KRB) karena letaknya tidak jauh dari Gunung Merapi sekitar 3 hingga 4 kilometer.

Selain itu, Kepala Desa Klakah Marwoto mengatakan, suara gemuruh terdengar setelah warga selesai mengikuti sosialisasi tanggap bencana Gunung Merapi.

Sosialisasi kepada warga lereng Gunung Merapi di perbatasan Jateng-DIY masif dilakukan sejak dinaikkan statusnya dari waspada (level II) menjadi siaga (level III).

"Setelah selesai sosialisasi ada (suara) gemuruh dari atas (Merapi). Warga sebetulnya mau turun. Ditambah dengan suara itu (Gunung Merapi) warga minta turun (dievakuasi)," kata Marwoto saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/11/2020).

Pihaknya menerjunkan armada untuk mengevakuasi warga turun ke tempat pengungsian sementara yang disiapkan pemerintah desa di TPPS Bale Desa Klakah.

Baca juga: Detik-detik Aksi Heroik Driver Ojol di Solo Jatuhkan Jambret, Sekali Pukul Pelaku Ambruk dari Motor

Baca juga: Megawati Nilai Jakarta Amburadul, Taufik Gerindra Tak Terima, Pamerkan Penghargaan Anies Baswedan

Mereka dievakuasi bersama dengan warga kelompok rentan.

Mereka setiap malam tidur di pengungsian dan pagi hingga sore harinya mereka beraktivitas seperti biasa di rumah, seperti mengurus sawah dan mencari pakan ternak.

"Data sampai tadi malam ada 84 orang pengungsi. Mereka terdiri lansia (lanjut usia) dan balita," terang dia.

Marwoto mengatakan, sejak berstatus siaga, warga sering mendengar suara gemuruh dan udara di sekitar lereng Gunung Merapi cukup panas.

Kendati demikian, pihaknya mengimbau warga untuk tetap waspada.

Warga juga diminta untuk menyiapkan barang-barang berharga yang dapat dilangsung dibawa jika sewaktu-waktu gunung tersebut erupsi.

"Kita ikuti aturan pemerintah balita dan lansia harus turun ke radius yang aman," terang dia.

Baca juga: Terkait Pembelian Vaksin Pfizer, Satgas Covid-19 Mengaku Masih Mempertimbangkannya

Baca juga: Viral Video Jambret di Karangasem Solo Merintih Kesakitan Dihajar Massa, Ini Cerita Sebenarnya

Marwoto menerangkan di TPPS Bale Desa Klakah sudah disediakan sebanyak 37 bilik berukuran 2x3 meter bagi para warga yang mengungsi.

Pembuatan bilik ini sebagai bentuk penerapan protokol kesehatan mengingat kondisi sekarang ini masih pandemi wabah Covid-19.

"Satu bilik ini bisa menampung satu keluarga terdiri empat orang," terang Marwoto.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved