Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilkada Sragen 2020

Calon Wakil Bupati Sragen Ingin Tumbuhkan Minat Milenial untuk Bertani, Apa Saja Programnya?

Calon Wakil Bupati Sragen Suroto berniat untuk menumbuhkan minat kaum muda untuk bertani.

Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Agil Tri
ILUSTRASI Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya saat menaiki mesin pertanian di Desa Sapen, Kecamatan Mojolaban, Rabu (16/10/2019). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Calon Wakil Bupati Sragen Suroto berniat untuk menumbuhkan minat kaum muda untuk bertani.

Pasalnya, petani saat ini didominasi orang yang sudah udzur atau tua.

Suroto mengatakan, strategi yang dilakukan untuk menumbuhkan minat bertani adalah modernisasi alat pertanian.

"Alat yang modern untuk bertani mulai dari masa tanam hingga panen," papar Suroto kepada TribunSolo.com, Sabtu (21/11/2020).

Baca juga: Ada Gerakan Coblos Kotak Kosong di Sragen, Pengamat UNS : Boleh Jadi Kritik Ditujukan untuk Petahana

Baca juga: Gagal Nyalip Honda Scoopy, Pengendara Yamaha MX Asal Solo Tewas Pasca Tabrak Pohon di Sragen

Lebih lanjut ia menyampaikan, upaya lainnya yakni membuat sumur di setiap area persawahan.

"Dengan sumur yang ada otomatis menambah masa panen yang tadinya hanya dua kali, sekarang bisa tiga kali panen," kata dia.

Suroto pun ingin mendorong petani muda untuk mengembangkan padi organik.

"Harga jualnya padi organik lebih mahal daripada padi konvensional," katanya.

Kala disinggung jurusan pertanian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), menurut dia, kewenangan untuk membuka jurusan baru di SMK ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah.

"Kami hanya bisa usul saja, sebab wewenangnya ada di pemerintah provinsi Jawa Tengah," papar dia.

Gerakan Kota Kosong

Gerakan kotak kosong mulai menggelora menjelang pencoblosan di Pilkada Sragen 2020.

Pengamat Politik dan Tata Negara Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riwanto menyebut gerakan tersebut boleh jadi merupakan bentuk kritik terhadap petahana yakni Kusdinar Endang Yuni Sukowati.

"Ajakan seperti itu kan dasarnya sebuah aspirasi, sisa saja aspirasi mereka yang mau mengkritik pemerintahan sebelumnya," ujar Agus kepada TribunSolo.com, Sabtu (21/11/2020).

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved