Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilkada Solo 2020

Potret Jalan Layang Slamet Riyadi hingga Rumah Bantaran, Jika Tukang Jahit Menang Pilkada Solo 2020

Kini jelang detik-detik krusial, Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo nomor urut 2 Bagyo Wahyono dan FX Supardjo mengeluarkan 'jurusnya'

Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Ryantono Puji
Penampakan maket jalan layang yang bakal dibuat di Jalan Slamet Riyadi jika Bajo Independen panantang Gibran anak Jokowi menang dalam Pilkada Solo 2020. 

"Pembangunan ini satu kali sekitar 3 tahun untuk selamanya," kata dia.

Dikatakan, nantinya untuk jalan layang akan dibangun di wilayah Jalan Slamet Riyadi. 

Sebab, wilayah tersebut sering terdampak macet bila ada acara atau kegiatan.

"Untuk anggaran pembangunan juga akan melibatkan seluruh pengusaha Solo," kata dia.

"Warga Kota Solo membangun kotanya sendiri," paparnya menekankan.

Baca juga: Partai yang Dipimpin Yusril Ihza Mahendra Dukung Anak Jokowi, Gibran Pun Bicara Masa Depan Solo

Kontroversial

Debat Calon Wali Kota Solo antara paslon Gibran Rakabuming - Teguh Prakoso dan Bagyo Wahyono - FX Supardjo diwarnai sejumlah pertanyaan menarik.

Dari salah satu pertanyaan itu, paslon Bagyo-Supardjo melontarkan keinginan yang kontroversial, bila terpilih menjadi pemimpin Kota Solo nantinya.

Baca juga: Selvi Ananda Tak Ikut Antar Gibran ke Arena Debat Pilkada, Ketua PDIP Solo FX Rudy Juga Tak Terlihat

Baca juga: Pertanyaan dan Jawaban Pertama Gibran di Debat Calon Wali Kota : Narkoba di Solo Harus Disikat!

Para paslon itu menjawab keluhan warga Solo yang belum punya rumah.

Nah, mewakili pasangan Teguh-Gibran, Teguh Prakosa menjawab rusunawa atau rumah susun sederhana sewa menjadi pilihan pas bagi warga Solo yang belum punya rumah.

"Solo itu terlalu sempit. Kalau bangun rumah datar ya tidak bisa, jadi rusunawa adalah jawabannya,"

"Ke depan kita bisa membangun lagi di wilayah Mojosongo. Rusunawa bis ajadi jawaban untuk keluhan warga yang belum punya rumah," kata Teguh.

Nah, saat diberi gantian menjawab, Supardjo yang mewakili pasangan Bagyo-Supardjo atau Baji mengatakan, bila rusunawa merupakan model rumah yang terlalu tinggi untuk Kota Solo yang sempit.

Supardjo mengatakan, daerah bantaran sungai di Solo bisa dibangun untuk pemukiman penduduk.

"rusunawa terlalu tinggi, sehingga bisa ditambahkan di bantaran sungai. Sungai diberi talud dan sebagainya, sehingga bisa dibuatkan rumah di bantaran sungai, sehingga ada ruang bagi keluarga yang belum punya tempat tinggal," kata Supardjo.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved