Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Solo KLB Corona

Corona Solo Naik Seribu Kasus dalam Sebulan, Pemkot Solo Buka Opsi Tak Ada Pesta Tahun Baru

"Kalau tidak patuh protokol kesehatan bakal kita tertibkan," tegas Ketua Pelaksana Harian Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo.

Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Ryantono Puji
Ilustrasi: Kembang api yang dinyalakan warga saat Car Free Night (CFN) di Jalan Adi Sucipto, kawasan Plasa Manahan Solo, Rabu (1/1/2020) dini hari. 

"Kami tidak akan memberikan izin acara yang menyebabkan keramaian dan kerumunan," kata Juliyatmono kepada TribunSolo.com pada Jumat (27/11/2020). 

Baca juga: Hanya Darusalam yang Dapat Ganti Rugi Kecil Rp 1 Juta, Tetangga Lain Ada yang Terima Ratusan Juta

Baca juga: Warung Mie Ayam di Klaten Ini Ikut Tergusur Tol Solo-Jogja, Meski Belum Dibayar, Sudah Mulai Pindah

Melalui satgas Covid-19, Pemkab akan memperketat pengawasan penerapan protokol kesehatan yang berkaitan dengan kegiatan pergantian tahun baru. 

"Tidak ada pesta kembang api untuk tahun baru," terang Juliyatmono. 

Pesta tahun baru ini dilarang diseluruh wilayah Karanganyar, termasuk Tawangmangu yang selama ini banyak diburu masyarakat untuk menghabiskan waktu liburan.

Walaupun melarang kegiatan pesta tahun baru, Pemkab Karanganyar masih mengijinkan dibukanya objek wisata dengan persyaratan dan penerapan protokol kesehatan yang ketat. 

"Kami akan terus mengecek dan mengevaluasi, bukan objek wisata yang dilarang tapi potensi kerumunan massa yang harus dihindari," jelas Juliyatmono. 

Hingga saat ini angka penderita Covid-19 di Kabupaten Karanganyar mencapai 319 orang. 

Dilansir dari situs covid19.karanganyarkab.go.id, dari 319 orang tersebut tersebar di seluruh kecamatan dengan pembagian 167 dirawat secara mandiri dan 150 lainnya dirawat inap di rumah sakit.

Tepis Jadi Tempat Wisata Syahwat dan Esek-esek, Camat Tawangmangu Tangkal dengan Cara Ini

Bukan rahasia umum jika Tawangmangu kerap dicap wisata syahwat dan esek esek.

Cap buruk itu disebabkan adanya penginapan-penginapan yang menyediakan kamar untuk pasangan tidak resmi.

Stigma tersebut seolah menodai keunggulan Tawangmangu yang menyuguhkan wisata alam.

Camat Tawangmangu, Rusdiyanto pun tak menampik hal tersebut. 

"Biasanya hotel-hotel kelas melati yang menerima tamu seperti itu," kata Rusdiyanto pada Minggu (15/11/2020) di Kantor Kecamatan Tawangmangu.

Kendati demikian, Rusdiyanto membantah keras jika di Tawangmangu ada lokalisasi yang menyajikan PSK.

"Mereka itu datang sendiri membawa pasangannya masing-masing, bukan jajan disini," kata Rusdiyanto.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved