Berita Sukoharjo Terbaru
Temukan 93 PTPS di Sukoharjo Reaktif saat Rapid Test, Satgas Segera Lakukan Swab Test
"Ada sekitar 93 orang yang reaktif di 12 Kecamatan pada hari pertama pemeriksaan," katanya, Jumat (27/11/2020).
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
Koordinator dan Penanggungjawab Yasema, Garis Subandi mengatakan ODHA memiliki risiko terpapar Covid-19 apabila dirinya memiliki riwayat penyakit komorbit.
"Temen-temen ODHA, selain mereka berisiko bila memiliki komorbit, mereka juga memiliki riwayat pada imunitas tubuhnya," katanya, Selasa (24/11/2020).
Baca juga: Yodi Prabowo Editor Metro TV Diduga Depresi Setelah ke Dokter, Polisi Ungkap Hasil Tes HIV
Baca juga: Tangani Virus Corona, Komisi Kesehatan Beijing Gunkan Obat Anti HIV/AIDS
Sedikitnya ODHA yang terpapar Covid-19, sambung Subandi, lantaran edukasi yang diberikan kepada mereka.
"Dari pengamatan kami, faktornya itu tingkat pengetahuannya." kata dia.
"ODHA yang tercatat ke kami, selalu kami beri edukasi, baik preventif penularan Covid-19, dan penerapan protokol kesehatan dengan 3M itu," jelasnya.
Dengan sosialisasi yang terus diberikan, lanjut Subandi, membuat ODHA lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitasnya.
Padahal, selama pandemi ini ODHA juga mendapatkan keterbatasan layanan kesehatan.
"Selama pandemi ini kan ada pembatasan layanan kesehatan, tapi temen-temen bisa memahami," ucapnya.
"Mereka lebih preventif, karena mereka sadar jika mereka berisiko tinggi," kata dia.
Sebaran Kasus di Sukoharjo
Sebelumnya, Yayasan Sahabat Sehat Mitra Sebaya (Yasema) Sukoharjo mencatat ada 650 orang yang terjangkit HIV/Aids dari Januari hingga September 2020.
Penanggungjawab Yasema Sukoharjo, Garis Subandi mengatakan, fenomena ini seperti gunung es karena kasus HIV/Aids di lapangan lebih besar daripada data yang dimiliki Dinkes.
"Untuk saat ini, kita banyak temukan di layanan kesehatan yang ada di Sukoharjo," kata dia kepada TribunSolo.com, Selasa (24/11/2020).
"Jadi pelayanan dan pemeriksaan HIV Aids di Sukoharjo sudah berjalan, hingga ditingkat pertama sudah bisa mendeteksi orang-orang dengan resiko HIV/Aids," terangnya.
Subandi menjelaskan selain sosialisasi, pihaknya telah bekerjasama dengan Dinkes untuk melakukan pendampingan terhadap orang-orang yang tertular virus HIV/Aids.