Proyek Tol Solo Jogja
Warung Mi Ayam Suratmi Kena Tebas Proyek Jalan Tol Solo-Jogja, Akhirnya Dibeli Rp 198 Juta
Warung Mi Ayam Kena Tebas Proyek Jalan Tol Solo-Jogja, Suratmi Dapat Ganti Rugi Rp 198 Juta
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Aji Bramastra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Sejumlah warga di Klaten menjadi mereka yang lahan dan rumahnya terdampak pembangunan Jalan Tol Solo - Jogja.
Tak terkecuali Suratmi (55), warga Dukuh Purwogondo, Desa Sidoharjo, Kecamatan Polanharjo, Klaten.
Baca juga: Ada Lahan Warga yang Tergilas Tol Solo-Jogja Hanya Satu Meter Persegi, Darusalam : Akan Saya Tabung
Rumah dan warung mi ayam milik Suratmi, kena gusur akibat proyek jalan tol Solo-Jogja.
Memang, warung itu hanya berukuran kecil.
Tapi menjadi satu dengan rumah keluarga Suratmi.
Luas totalnya mencapai 198 meter persegi.
Saat ditemui TribunSolo.com, Suratmi mengatakan lahannya yang terdampak tol Solo-Jogja, awalnya hanya 153 meter persegi.
Tapi, pengelola proyek akhirnya membeli seluruh lahan yang ia miliki, atau seluas 198 meter persegi.
"Total luas rumah kami 198 meter persegi, awalnya luas rumah kami yang terdampak 153 saja, namun kemarin langsung ada kesepakatan. Dibayar semua lahan kami," kata Suratmi saat ditemui di rumah ia sewa, Jum'at (27/11/2020).
Suratmi mengaku, uang ganti rugi warung dan rumahnya akan digunakan untuk membeli lahan baru.
Baca juga: Potret Lahan Seluas 1 Meter di Polanharjo Klaten Terdampak Tol Solo-Jogja, Pemilik Rumah Pun Legawa
Saat ditanya apakah ia mengalami untung atau rugi dengan uang pembayaran lahan Jalan Tol, Suratmi tak menjawab tegas.
Ia mengaku hanya bisa pasrah.
"Saya pasrah, ikut saja," ujar Suratmi.
Ia mengatakan untuk saat ini, ia bersama keluarga menyewa rumah milik suadarannya yang tak jauh dari rumahnya yang lama.
"Rencana uang ganti rugi nanti untuk beli tanah kosong untuk dibangun rumah, saat ini kami menyewa rumah sambil berjualan disini dahulu," jawab Suratmi.
Selain itu, ia mengatakan pihaknya berencana akan membagikan uang rugi jalan Tol Solo-Jogja kepada saudaranya.
Ia mengatakan tempat tinggal saudaranya yang juga berjejeran dengan rumahnyayang juga berjejeran dengan rumahnya.
"Nantinya, uang ini akan kami bagikan ke saudara saya yang juga tinggal berjejer dengan rumah saya, tempat tinggalnya juga masuk dalam proyek ini," ujarnya.
Ia tak menampik, berjualan mi ayam di kampung itu, adalah nafkah keluarganya.
Ia bersama suami bernama Maridi (56), sudah berjualan mie ayam sejak sekitar 1990-an.
Dia dan keluarga sempat merantau ke luar kota untuk berjualan mie ayam.
Lalu pada 2013, bersama keluarganya, ia pulang ke kampung halaman di Klaten, dan berjualan di sini. (*)