Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sejarah Kuliner Legendaris

Sejarah Pecel Solo yang jadi Menu Favorit Sarapan: Dulu Makanan Raja, Sambalnya Wijen Bukan Kacang

Dalam Serat Centhini (1814) misalnya, disebutkan bahwa pecel dibuat menggunakan bumbu wijen, bukan kacang tanah.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com/Tri Widodo
SEJARAH KULINER LEGENDARIS - Gendar pecel yang merupakan menu sarapan populer di Solo Raya, Jawa Tengah, dipotret pada Senin (12/9/2022). Beginilah sejarah pecel Solo. 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ada banyak kuliner tradisional dan legendaris yang masih bertahan di Solo, Jawa Tengah.

Salah satu kuliner warisan leluhur yang sampai kini masih digemari dan banyak dijumpai di Solo adalah pecel.

Pecel, sepiring sayuran rebus yang disiram sambal kacang, mungkin terlihat sederhana.

Baca juga: Sejarah Tenongan di Solo, Lapak yang Jual Jajanan Pasar Lengkap dan Bervariasi, Dulu Berkeliling

Ada banyak warung makan di Solo yang menjual pecel, dari warung sederhana sampai restoran.

Namun siapa sangka, kuliner ini menyimpan jejak sejarah panjang dan telah mengalami metamorfosis rasa serta bentuk sejak zaman kerajaan di tanah Jawa.

Bahkan, Solo  yang dikenal sebagai pusat budaya Jawa, memiliki peran penting dalam perjalanan sejarah makanan rakyat ini.

Jejak Pertama Pecel di Naskah Kuno

Kata pecel bukan sekadar istilah kuliner masa kini.

Nama ini sudah tercatat dalam teks kuno seperti Kakawin Ramayana (abad ke-9, era Mataram Kuno) dan naskah Sunda Kuno Sanghyang Swawar Cinta.

Dalam teks-teks ini, pecel disebut sebagai hidangan pelengkap, bukan menu utama seperti sekarang. Biasanya, pecel disajikan mendampingi lauk besar seperti ayam ingkung.

Baca juga: Sejarah Rica Mentok Mbah Modin Karanganyar, Ternyata Resepnya Dipelajari Secara Otodidak

Di masa itu, pecel belum berbentuk seperti yang kita kenal sekarang.

Dalam Serat Centhini (1814) misalnya, disebutkan bahwa pecel dibuat menggunakan bumbu wijen, bukan kacang tanah.

Pecel jenis ini dikenal sebagai pecel ndeso, dan berkembang di wilayah Solo.

Masuknya Kacang Tanah: Titik Balik Rasa Pecel

Perubahan besar pada pecel terjadi sekitar abad ke-17, saat kacang tanah yang disebut katjang Tjina pertama kali dikenal di Nusantara.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved