Info Kesehatan
Gejala Umum AIDS pada Wanita yang Sering Diabaikan: Perubahan Menstruasi hingga Kelenjar Bengkak
Perlu diketahui jika HIV tidak akan menyebar melalui kontak kulit misalnya jabat tangan atau berpelukan. Tapi melalui hubungan seks, berbagai jarum.
Penulis: Reza Dwi Wijayanti | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
TRIBUNSOLO.COM - HIV/AIDS adalah salah satu masalah kesehatan yang sangat berbahaya karena telah menewaskan banyak orang.
Karena begitu pentingnya hingga membuat 1 Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia.
Tujuannya yakni untuk meningkatkan kesadaran masyarakat betapa berbahaya penyakit ini dan mengedukasi bagaimana cara mencegahnya.
Sebelumnya, banyak orang yang masih bingung atau belum tahu perbedaan antara HIV dan AIDS.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang bisa menyebabkan kerusakan pada sistem kekebatan tubuh sehingga kekebalan tubuh tak bisa bekerja secara optimal.
Baca juga: 7 Tips Tetap Sehat meski Mengidap HIV/AIDS, Coba Lakukan Kebiasaan Berikut Ini
Baca juga: 20 Ucapan Hari AIDS Sedunia, Update Status Medsos Pakai Kutipan dari Tokoh Terkenal Berikut
Sementara, AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome atau kondisi dimana tubuh terkontaminasi HIV sehingga menyebabkan AIDS.
Selain itu, banyak orang yang masih belum paham bagaimana mereka bisa terjangkit HIV dan gejala awalnya.
Penularan HIV bisa terjadi melalui berbagai cara seperti hubungan seks, berbagai jarum suntik, dan transfusi darah.
Perlu diketahui jika HIV tidak akan menyebar melalui kontak kulit misalnya jabat tangan atau berpelukan.

Terlepas dari penyebab tersebut, beberapa orang seringkali tidak menyadari jika dirinya mengalami gejala awal atau umum HIV.
Melansir dari Boldsky, gejala umum HIV antara pria dan wanita sama tetapi wanita memiliki gejala khusus.
Seperti apa?
Berikut gejala umum AIDS pada wanita yang sering diabaikan dirangkum dari Boldsky:
1. Infeksi
HIV bisa membuat sistem kekebalan tubuh melemahsehingga tubuh sulit sekali melawan kuman.
Kondisi ini menyebabkan perkembangan infeksi oportunistik (IO).
Beberapa IO yang gejala umum termasuk tuberkulosis, kandidiasis oral atau vagina, dan pneumonia.
Infeksi jamur, yang merupakan jenis kandidiasis, dan infeksi bakteri mungkin lebih umum terjadi pada wanita HIV-positif.
2. Perubahan mentruasi
Wanita yang menderita HIV dapat mengalami perubahan pada siklus menstruasi.
Seperti aliran menstruasi yang lebih ringan atau lebih deras dari biasanya.
Bahkan beberapa kasus tidak mengalami menstruasi.
3. Penyakit Radang Panggul (PID)
PID adalah infeksi yang terjadi pada organ reproduksi wanita seperti rahim, saluran tuba, dan ovarium.
PID pada wanita biasanya lebih sulit untuk diobati bahkan gejalanya bisa bertahan lebih lama.
4. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Human papillomavirus (HPV) bisa menyebabkan kutil kelamin karena lebih aktif pada orang postif HIV.
Yakni menyebabkan penyakit menular seksual.
Parahnya, pengobatan mungkin tidak efektif dalam kasus ini karena tubuh orang yang HIV-positif mungkin tidak menanggapi pengobatan.
Baca juga: HIV/Aids di Karanganyar Nyaris Menembus 100 Kasus, Penularan Menjalar di Desa dan Usia Produktif
Baca juga: Sejarah Hari AIDS Sedunia 1 Desember: Ternyata Ini Makna Simbol Pita Merah
5. Demam dan berkeringat
Orang yang mengalami gejala awal HIV akan demam dan berkeringat pada malam hari dengan suhu antara 37 ° C hingga 38,8 ° C.
Karena demamnya tidak terlalu tinggi sehingga banyak orang yang tak menyadari masalah atau gejala awal tersebut.
6. Kelenjar bengkak
Kelenjar getah bening adalah bagian kecil yang mengandung sel kekebalan yang berfungsi sebagai penyaring zat berbahaya.
Ketika HIV mulai menyebar ke dalam tubuh, sistem kekebalan segera beralih ke mode perlindungan, menyebabkan kelenjar getah bening membengkak.
7. Ruam
Gejala umum lainnya adalah ruam atau masalah kulit.
Bahkan ruam bisa terjadi di mulut, alat kelamin, dan anus.
8. Gejala mirip flu
Pada minggu-minggu awal Anda tertular HIV akan memunculkan gejala mirip flu.
Beberapa orang akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, kurang energi, kelenjar getah bening membengkak dan ruam.
Gejala lainnya yakni risiko kanker serviks.
(*)