Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Mobil vs KA di Gemolong Sragen

Relawan yang Jaga di Perlintasan Tanpa Palang Pintu Gemolong Tak Berjaga saat Hujan, Ingin Perhatian

Untuk itu, ia berharap adanya sebuah gardu kecil, sehingga ada orang yang membantu menyeberangkan pada malam hari.

Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/@infosumberlawang
Kecelakaan mengerikan mobil tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Ngebuk, Gemolong, Kabupaten Sragen, Selasa (1/12/2020) malam. 

Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Rahmat Jiwandono

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Sukarelawan yang mengatur arus kendaraan yang melewati perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Dukuh Ngebuk, Desa Ngestiharjo, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen tidak berjaga apabila turun hujan. 

"Kalau pas musim hujan begini kami enggak ada yang jaga karena dingin. Terlebih kami semua usianya sudah 50 tahun ke atas," kata seorang sukarelawan, Sajimin kepada TribunSolo.com, Rabu (2/12/2020). 

Sajimin menyatakan, tidak adanya mereka saat hujan, terutama malam hari, banyak pengendara yang tidak memperhatikan apakah ada kereta lewat atau tidak. 

Baca juga: Dibayar Rp 10.000 untuk Cuci Piring, Siswi SD Ini Dibekap Lalu Diperkosa Tetangganya

Baca juga: Lengkap, Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Desember 2020: POCO F2 Pro Dijual Mulai Rp 7 Jutaan

Untuk itu, ia berharap adanya sebuah gardu kecil, sehingga ada orang yang membantu menyeberangkan pada malam hari.

"Paling tidak ada sebuah gardu kecil di pinggir rel kereta" ujarnya. 

Namun demikian, permintaan tersebut rasanya sulit untuk dikabulkan oleh PT KAI. 

Sebab, katanya, permintaan untuk memasang palang kereta sampai saat ini belum terealisasi. 

"Harapannya pemerintah ada yang mau tergerak untuk pasang palang kereta," kata dia. 

Lintasan kereta itu memang tidak ada palang kereta, sehingga pengendara yang lewat harus ekstra waspada ketika melintas. 

"Kalau tidak lihat kanan kiri dulu sebelum menyebrang bisa ketabrak kereta seperti kejadian tadi malam," tuturnya. 

Sajimin menyebut, mereka telah menjadi sukarelawan mengatur lalu lintas selama empat bulan terakhir. 

"Kami tergerak cuma mau membantu menyebrangkan kendaraan, tapi kadang ada yang marah-marah ke kami karena dianggap menggangu," tambahnya. 

Baca juga: Seminggu Lagi Akad, Wanita Ini Menangis Karena Gagal Nikah, Curhatannya Viral di Medsos

Identitas Korban

Kejadian mengerikan menimpa mahasiswi yang tengah menyeberang perlintasan kereta api tanpa palang pintu, Selasa (1/12/2020) malam.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved