Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kunci Jawaban Buku Tematik SD

Kunci Jawaban Buku Tematik Kelas 6 SD Tema 5 Subtema 2 Pembelajaran 6 Halaman 115, 116, dan 118

Kunci jawaban buku tematik halaman 115, 116, dan 118 kelas 6 tema 5: Subtema 2. Buku ini mengusung judul mengenai Usaha di Sekitarku.

Editor: Reza Dwi Wijayanti
TRIBUNNEWS.COM
Ilustrasi pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat pandemi Covid-19 

TRIBUNSOLO.COM - Kunci jawaban buku tematik halaman 115, 116, dan 118 kelas 6 tema 5: Subtema 2.

Buku ini mengusung judul mengenai Usaha di Sekitarku.

Sementara itu, buku Kelas 6 Tema 5 berjudul Wirausaha ini terdapat pada Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2018.

Baca juga: Kunci Jawaban Buku Tematik Kelas 6 SD Tema 5 Halaman 115, 116, dan 118, Subtema 2 Pembelajaran 6

Baca juga: Kunci Jawaban Buku Tematik Kelas 6 SD Tema 5 Subtema 2 Pebelajaran 5 Hal 103 104 105 107 110 dan 112

Berikut pembahasan dan kunci jawaban pembelajaran 6 mengenai materi Usaha di Sekitarku.

ilustrasi Belajar dari Rumah
ilustrasi Belajar dari Rumah (Freepik)

Jawaban Halaman 115

Ayo Mengamati

Cermati cerita tentang usaha Ibu Made Yuliani berikut ini.

Raga, Sukma, dan Semesta

Gambar halaman 114 - Ibu Made Yuliani menggagas, membuat, dan memperjuangkan Bali Tangi sebagai produk lokal.
Gambar halaman 114 - Ibu Made Yuliani menggagas, membuat, dan memperjuangkan Bali Tangi sebagai produk lokal (Buku Tematik Tema 5 Kelas 6 SD)

Perjalanan Ibu Made Yuliani menggagas, membuat, dan memperjuangkan Bali Tangi sebagai produk lokal, didasari ketulusan dan keinginan luhurnya untuk mewujudkan masyarakat yang hidup sehat selaras dengan alam.

Dengan pengalamannya berpuluh tahun sebagai bidan, beliau menyadari betul pentingnya proses menyehatkan jiwa raga, sekaligus merawat lingkungan.

Sebagai putri Pulau Dewata, ia terbiasa hidup dalam keyakinan bahwa alam semesta amatlah kaya akan warisan untuk dikembangkan, dan bukan dihabiskan, demi manfaatnya bagi masyarakat luas.

Bahan dasar seluruh produk Bali Tangi diambil dari tanaman lokal yang sebagian besar dibudidayakan di tanah dewata oleh petani lokal. Proses penanaman, pengambilan bahan, panen, pengeringan sampai dengan selesainya rangkaian pembuatan produk, dilakukan dengan memerhatikan keterjagaan lingkungan.

Untuk pembuatan wewangian dari tumbuhan kering yang lazim disebut potpourri, bahan dasar yang digunakan adalah daun, bunga, dan buah yang sudah rontok atau terlihat mati. Proses pengeringan juga dilakukan dengan cara konvensional, tanpa menggunakan alat atau bahan kimia apapun. Tempat pengeringannya pun memanfaatkan lahan yang ada.

Begitu pula dengan produk lain seperti bedak dingin, lulur, sabun, dan boreh, dibuat dengan cara yang sengaja disederhanakan agar memungkinkan bagi siapapun untuk menirunya, sekalipun hanya untuk pemakaian rumah tangga.

Sungguh mengagumkan perjalanan sebuah industri yang saat ini sudah merambah ke tingkat internasional, namun masih tetap dapat mempertahankan idealisme luhurnya, “Bukan hanya kebugaran raga, tapi juga perawatan kesegaran sukma. Bukan hanya rempah, minyak, dan khasiatnya, tapi juga hasil bumi yang ditanam dengan ketulusan hati. Bukan pula hanya bertujuan untuk berpadu dengan alam, namun juga menyatu dengan semesta.”

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved