Penanganan Covid
Soal Vaksinasi Covid-19, Menkes Sebut Butuh Waktu 3,5 Tahun untuk Menyelesaikannya
Vaksinasi di Indonesia diperkirakan akan selesai dalam kurun waktu yang lama atautidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.
TRIBUNSOLO.COM - Penanganan vaksinasi bagi masyarakat Indonesia tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan, Sabtu (2/1/2021).
Bahkan, ia juga memperkirakan jika butuh waktu selama 3,5 tahun untuk menyelesaikan proses vaksinasi tersebut.
“Kira-kira butuh waktu 3,5 tahun untuk vaksinasi semuanya,” ucapnya.
Baca juga: Terkait 3 Juta Vaksin Sinovac, Legislator PKS Minta Pemerintah Jaga Indepedensi BPOM
Baca juga: Harap Bersabar : Bukan Warga Biasa, Penerima Pertama Vaksin Corona di Sukoharjo Adalah 6.898 Nakes
Budi menjelaskan, hal itu didasari dari penghitungan untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) pemerintah telah menyiapkan sebanyak 426 juta dosis vaksin untuk 181 juta penduduk Indonesia.
Sesuai dengan standar dari WHO, nantinya setiap penduduk akan dilakukan dua kali penyuntikan.
“Kami menyiapkan buffer stock sebanyak 15%, jadi total yang kita butuhkan sekitar 426 juta dosis vaksin,” kata Budi.
Menkes Budi menyampaikan vaksinasi COVID-19 tahap pertama akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan serta petugas pelayanan publik.
Sementara tahap kedua untuk masyarakat rentan di daerah dengan risiko penularan tinggi dan masyarakat lainnya dengan pendekatan kluster serta ketersediaan vaksin.
Lebih lanjut, pihaknya merinci pembelian vaksin oleh Pemerintah Indonesia berasal dari 5 jalur yakni empat produsen berasal dari bilateral yaitu Sinovac dari Tiongkok, Novavax dari Kanada-Amerika, Pfizer dari Jerman-Amerika, AstraZeneca dari Swiss-Inggris dan satu berasal dari multilateral yakni COVAX/GAVI dari aliansi vaksin GAVI dengan didukung WHO dan CEPI.
Komunikasi terus dilakukan secara intens, mengingat saat ini vaksin menjadi komoditas yang paling diperebutkan oleh seluruh negara di dunia.
“Karena memang ini belum ada barangnya, kita harus siap-siap. Jadi ada isu kemanusiaan disini, itu sebabnya kita agresif mencari vaksin, meski vaksinnya belum terbukti kita sudah DP duluan. Kenapa? Karena nanti kita ngak kebagian,” terang Menkes.
Pihaknya berharap vaksin-vaksin tersebut segera tiba di Indonesia, sehingga bisa segera dilakukan penyuntikan bagi 181 juta penduduk Indonesia terutama bagi para tenaga kesehatan yang selama 10 bulan ini telah berjuang di garda terdepan penanganan Covid-19.
Atas kerja keras dan perjuangan yang diberikan, Menkes menyampaikan ucapan terima kasih serta berkomitmen untuk memberikan jaminan perlindungan dan keselamatan selama mereka bertugas.
Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Bertambah, Epidemiolog Sebut Vaksin Bukan Solusi Ajaib Atasi Pandemi
Baca juga: Cara Cek Status Penerima Vaksin Covid-19 Gratis dari Pemerintah, Buka Laman PeduliLindungi.id
"Terima kasih temen-temen (tenaga kesehatan dan tenaga medis) telah berjuang merawat pasien, saya sendiri merasakan ternyata memakai APD itu lama dan panas, bukanya juga susah mesti mandi juga agar aman, saya terus terang bangga dengan perjuangan teman-teman,” tuturnya.