Berita Solo Terbaru
Pemkot Solo Siapkan Skema Pembelajaran Tatap Muka, Bisa Batal Bila Tak Penuhi Syarat Ini
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah mempersiapkan skema pembelajaran tatap muka (PTM) menjelang bergulirnya semester baru.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah mempersiapkan skema pembelajaran tatap muka (PTM) menjelang bergulirnya semester baru.
Skema tersebut akan diatur dalam Surat Edaran Wali Kota Solo.
"Untuk pembelajaran tatap muka masih menunggu, itu nanti akan dituangkan dalam surat edaran," kata Wali Kota Solo, Fx Hadi Rudyatmo, Senin (4/1/2021).
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di Sragen Picu Pro dan Kontra, Jika Nekat Harus Siap dengan Risikonya
Baca juga: Jumlah Kasus Covid-19 di Sragen Terus Menanjak, Wali Murid Setuju Pembelajaran Tatap Muka Ditunda
Skema yang disiapkan yakni bila ditemukan kurang dari 10 kasus yang terpapar Covid-19 selama 14 hari selama uji coba, PTM langsung diselenggarakan.
"Jumlah siswa yang masuk juga belum 100 persen selama uji coba," tutur Rudy.
Pembatasan jumlah orang dalam satu ruang kelas masih diberlakukan, yakni 50 persen dari total kapasitas.
"Protokoler kesehatan tetap dijalankan," kata Rudy.
Tenaga pendidikan dan siswa yang ikut dalam uji coba PTM tetap harus melalui uji rapid test.
Bila ada yang hasilnya reakif, maka tidak diperbolehkan ikut dalam uji coba PTM.
"Aturan sama dengan uji coba sebelumnya," ucap Rudy.
Pakai Masker dan Face Shield
Pembelajaran tatap muka perdana bergulir di sejumlah sekolah Kota Solo mulai Rabu (4/11/2020).
Satu diantaranya dilaksanakan di SMP Negeri 4 Solo, Kelurahan Setabelan, Kecamatan Banjarsari.
Pembelajaran tatap muka dimulai pukul 08.00 WIB.
Protokoler kesehatan tetap diberlakukan mengingat masih mewabahnya virus Corona.
Diantaranya penggunaan masker dan face shield.
Dari pantauan TribunSolo.com, para siswa yang tiba di kawasan sekolah SMP Negeri 4 Solo tampak mengenakan masker dan face shield.
Mereka kemudian harus melaui pengecekan suhu dan cuci tangan.
Baca juga: Cerita Guru SMP Jelang Pembelajaran Tatap Muka di Solo: Deg-degan dan Tak Sabar Bertemu Murid
Baca juga: Jalani Rapid Test Demi Bisa Ngajar Tatap Muka, Guru SMP Al-Azhar Syifa Budi Solo : Rasanya Deg-degan
Tak hanya itu, para siswa juga harus melewati bilik antiseptik yang telah disediakan sekolah. Setidaknya ada dua bilik yang disediakan.
Mereka kemudian baru diperkenankan untuk memasuki ruang kelas.
Adapun jumlah yang mengikuti proses pembelajaran tatap muka dibatasi, yakni hanya 50 persen dari kapasitas total ruangan. Tempat duduk diatur berjarak antar satu sama lainnya.
Guru yang mengajar juga menerapkan protokoler kesehatan dengan menggunakan masker dan faceshield.
Kepala Sekolah SMPN 4 Solo Sri Wuryanti mengatakan, semua yang ikut pada pembelajaran tatap muka perdana sudah melewati uji rapid test yang dilakukan Senin (2/11/2020).
Setidaknya ada 63 guru / karyawan dan 119 siswa yang menjalani uji tersebut.
"Dari RSUD Bung Karno semua sudah keluar, Hasilnya negatif (rapid test)," kata dia.
Pembelajaran yang dilakukan digelar sesuai jadwal yang sudah ditetapkan, mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB.
Sementara itu, mata pelajaran (Mapel) yang diajarkan yakni Bahasa Indonesia, Inggris, IPA, dan Matematika.
Seorang siswa SMPN 4 Surakarta Navisa Mitzy Alexandra mengatakan, senang dengan pembelajaran tatap muka.
Baca juga: Simulasi Pembelajaran Tatap Muka di Solo, Siswa Tak Diizinkan Naik Angkutan Umum dan Ojek Online
Baca juga: Tak Hanya SMPN 4 Solo, Dua Sekolah Ini Juga Jalani Rapid Test Jelang Pembelajaran Tatap Muka
"Kalau sekolah daring tidak bisa tanya langsung dan bertatap muka," jelas dia, Rabu (4/11/2020).
Menurut dia, protokol kesehatan yang diterapkan sudah sesuai standar Covid-19.
Sebelumnya, dia juga sudah mengikuti uji rapid test yang digelar sekolah.
Didukung Orang Tua
Simulasi pembelajaran tatap muka yang segera diselenggarakan di Kota Solo disambut baik beberapa orang tua murid.
Tak terkecuali, Bambang Darmadi (46), orang tua murid SMP Negeri 4 Solo.
"Menurut saya pembelajaran tatap harus diadakan karena kalau kelamaan di rumah kasihan anak-anak," kata Bambang kepada TribunSolo.com, Minggu (2/11/2020).
Rasa bosan tidak dipungkiri Bambang menjangkit anak-anak selama pembelajaran jarak jauh.
Meski awal-awal mereka semangat menjalani metode pembelajaran itu.
Baca juga: Buntut Karyawan Freelance Wisata Umbul Ponggok Terpapar Corona, Hari Ini Petugas Semprot Disinfektan
Baca juga: Kumpulkan Keberanian Ikut Rapid Test, Siswa SMPN 4 Solo: Sudah Kangen Sekolah dan Kangen Teman-teman
"Anak-anak sudah ingin bertemu dengan teman-teman meski jaraknya 1,5 meter tidak masalah," tuturnya.
Selain bosan, kurang maksimalnya penjelasan beberapa materi pembelajaran menjadi alasan lain.
"Belajar materi matematika dan IPA itu kalau diterangkan tatap muka bisa maksimal, kalau daring kurang paham," ucap Bambang.
Bambang tidak mempermasalahkan bila anaknya dan siswa yang lain harus menjalani rapid test sebelum simulasi pembelajaran tatap muka.
"Kita semakin yakin. Kalau ada rapid, kita tahu siapa yang reaktif. Semoga semua berjalan lancar tidak ada yang reaktif," tuturnya. (*)