Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Teror Harimau Hantui Warga Bahorok Sumut, Belasan Hewan Ternak Dimangsa

Konflik harimau sumatera yang memangsa ternak lembu milik warga di Langkat terjadi hampir setiap tahun. Khusus di wilayah Kecamatan Bahorok, dalam 2 t

Editor: Agil Trisetiawan
kompas.com
ilustrasi macan 

TRIBUNSOLO.COM - Konflik harimau sumatera yang memangsa ternak lembu milik warga di Langkat terjadi hampir setiap tahun. Khusus di wilayah Kecamatan Bahorok, dalam 2 tahun tercatat ada 12 ekor lembu dan 1 ekor kambing dimangsa.

Namun, hanya segelintir masyarakat yang mau mengandangkan ternaknya dan memilih tetap melepasnya di lahan sehingga memancing harimau yang memiliki sifat oportunistik.

"Kalkulasi harga lembu dengan bikin kandang, 2 ekor ini tidak kemana Rp 30 juta," ujar Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wil V Bahorok BBTNGL, Palber Turnip melalui telepon pada Kamis (7/1/2021) siang.

"Kalau lah minta bantuan kita untuk difasilitasi kandang lalu disiapkan lah lahannya, tiang-tiangnya, mungkin bisa terselamatkan. Ini kan ada 12 ekor dalam 2 tahun di wilayah Bahorok saja, 12 ekor lembu, 1 kambing. Tapi masyarakat juga tak ada yang menyodorkan minta dibikinkan kandang."

Baca juga: PSBB Jawa-Bali: Mall di Solo Hanya Buka Hingga Jam 7 Malam, Kegiatan Fokus Pada Penanganan Covid 19

Baca juga: Karena Penganiayaan Pencuri Sepeda, 2 Orang Warga Klaten Divonis Pidana Kurungan 3 Bulan 15 Hari

Baca juga: Bupati Sragen Yuni Belum Putuskan Langkah Kongkrit PSBB, Akui Masih Rapatkan Barisan

Baca juga: Dimodifikasi Brutal, 4 Vespa Diamankan Polisi saat Melintas di Semarang

Dia mencontohkan, seorang warga di Dusun Pulo Pisang, Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, tiga kali kehilangan ternak lembunya karena dimangsa harimau sumatera.
Peristiwa pertama terjadi pada 2014. Peristiwa berikutnya terjadi pada Agustus 2018 dan terakhir pada Oktober 2019. Tidak diketahui apakah yang menyerang pada 2014 dan 2018 adalah harimau yang sama.

Dijelaskannya, ternak lembu yang menjadi mangsa harimau itu berada di jarak 200 meter dari batas kawasan TNGL.

Sementara pada 2018, berada pada jarak 500 meter dari batas kawasan. Menurutnya, tidak mungkin ternak itu diseret hingga 300 meter.

Kemudian pada bulan Mei 2020, harimau juga memangsa ternak lembu warga Dusun Tanjung Naman, Desa Lau Damak, Kecamatan Bahorok, Langkat. Lokasi penemuan tersebut berjarak sekitar 3-4 km dari TNGL.

Tak jauh dari situ, seorang perempuan peladang, Bru Tarigan mengaku sudah kehilangan 4 ekor anjingnya dalam 1 bulan terakhir. Dia pun mengaku sering mendengar auman harimau dari ladangnya.  

"Dia malah sudah kehilangan 4 anjing. 1 indukan, 3 anakan. Kepala-kepala anjingnya ditemukan. Tersisa tinggal 1 ekor lah yang masih hidup. Itulah yang digendongnya terus itu," kata dia.

Ilustrasi harimau
Ilustrasi harimau (TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Musnahkan bangkai sisa buruan harimau

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Langkat, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut), Herbert Aritonang menambahkan, dari rentetan konflik yang terjadi, solusi yang dilakukan adalah menghilangkan dominansi harimau terhadap mangsanya dengan memusnahkan bangkai sisa mangsanya.

Pada konflik di Blok Sei Kelam, pihaknya memusnahkan bangkai sisa mangsa dengan membakarnya.

Sedangkan di Lau Damak, tidak dimusnahkan karena masyarakat tidak setuju dan menganggap jika dimusnahkan maka harimau akan mengamuk sehingga bangkainya dibiarkan begitu saja sampai dihabiskan oleh harimau.

"(pemusnahan) sepeti itu berdasarkan teori. Tapi masyarakat tidak mau dan (konflik) berulang. Mudah-mudahan pemahaman yang kita sampaikan bisa diterima sehinga penanganan lebih efektif," katanya.

Baca juga: Cemburu Buta, ABK Mengamuk di Perairan Cilacap, 1 Orang Luka, 5 Hilang Tenggelam

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved