Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ini Dugaan Longsor di Sumedang yang Menimbun 14 Rumah, Bupati akan Kaji Izin Pendirian Perumahan

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM , Kasbani, menyebut, longsor di Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang yang me

Editor: Agil Trisetiawan
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Petugas saat menyingkirkan material longsor menggunakan alat berat di Perum Pondok Daud, Kampung Bojongkondang, RT 03/10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Minggu (10/1/2021). 

TRIBUNSOLO.COM - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ‎Kementerian ESDM , Kasbani, menyebut, longsor di Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang yang menimbulkan 11 orang tewas, berada di lokasi kemiringan terjal.

"Pelapukan breski dan tufa yang mudah meloloskan air dan di bawah nya merupakan lapisan kedap air sehingga berfungsi sebagai bidang gelincir," ujar Kasbani dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/1/2021). 

Titik terjangan longsor berada di Perum Pondok Daud terjadi pada Sabtu (9/1/2020) dan berada di ketinggian sekitar 700 hingga 750 mdpl. 

"Berdasarkan peta prakiraan terjadi gerakan tanah Januari 2020 di Kabupaten Sumedang, Kecamatan Cimanggung masuk dalam kategori zona potensi gerakan tanah menengah dan tinggi."

"Pada ‎zona ini, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal dan gerakan tanah lama kembali aktif," ucapnya. 

Baca juga: Status WA Terakhir Riyanto, Penumpang Sriwijaya Air SJ182 asal Sragen : Sempat Kesal Datang Kepagian

Baca juga: 14 Orang yang Sempat Hilang Karena Tanah Longsor di Sumedang Ditemukan, 11 Diantaranya Tewas

Baca juga: Selain Insiden Pesawat Sriwijaya Air Jatuh, Ada Longsor Hantam 14 Rumah di Sumedang Awal Tahun 2021

Baca juga: Longsor di Sumedang Buat 14 Rumah dan 12 Orang Tertimbun, Terdengar Gemuruh Sekira 20 Detik

Ia menyebutkan, area longsor terdapat lahan terbuka tanpa vegetasi berakar kuat dan tanpa penguatan lereng. 

" Selain itu, saluran drainase yang kurang baik dan bagian bawah lereng merupakan pemukiman atau rumah warga. Hujan yang turun dengan intensitas tinggi menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah," ucapnya. 

Karena berada di kawasan rawan longsor, ia menyarankan sejumlah hal supaya longsor tidak terjadi lagi di kemudian hari.

"Melandaikan lereng, mengatur drainase dan memperkuat kestabilan lereng dengan pembuatan penahan lereng/ retaining wall yang sesuai dengan kaidah keteknikan."

"Kemudian menanam pohon berakar kuat dan dalam untuk memperkuat lereng dan warga sekitar lokasi sebaiknya diungsikan dulu ke tempat lebih aman untuk sementara," katanya.

PVMBG mengingatkan agar otoritas di Sumedang untuk mewaspadai longsor susulan mengingat daerah itu rawan longsor ‎dan curah hujan diprediksi masih akan tinggi. 

"Warga, aparat maupun tim yang bertugas untuk evakuasi harus mengantisipasi potensi longsoran susulan mengingat daerah tersebut masih rawan longsor serta curah hujan yang tinggi. " kata dia.

Bencana tanah longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terjadi pada Sabtu (9/1/2021). Dua kali longsor terjadi, yaitu pada pukul 16.00 WIB dan sekitar pukul 19.30 WIB. (dok B)
Bencana tanah longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terjadi pada Sabtu (9/1/2021). Dua kali longsor terjadi, yaitu pada pukul 16.00 WIB dan sekitar pukul 19.30 WIB. (dok B) (kompas.com)

Izin akan Dikaji

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyebutkan kondisi lereng di Perum Pondok Daud, Kampung Bojongkondang, RT 3/10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang tidak layak dijadikan perumahan.

Menurutnya, kondisi tanah di lereng tersebut sangat labil dan gembur, sehingga hal ini akan menjadi evaluasi Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam mengeluarkan perizinan.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved