Jaket Pink Minnie Mouse Masih Utuh Jadi Saksi Bisu Jatuhnya Sriwijaya Air, Pemiliknya Sempat Pamitan
Yumna menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air bersama ibunya, Ratih Windania.
Tak ada yang curiga ada hal buruk telah terjadi.
Semuanya teteap beraktivitas seperti biasa sampai layar kaca mengabarkan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hilang kontak di sekitar rumah mereka.
Dugaan itu terbukti adanya setelah tiga nelayan yang balik dari mencari kepiting menyaksikan keanehan saat melaut.
Disampaikan salah satu penduduk Pulau Lancang, Junaenah (40), kaca jendela rumahnya ikut merasakan getaran dahsyat itu.
"Hari itu hujan campur angin kencang, tiba-tiba ada suara 'duar' keras sekali sampai kaca rumah bergetar," tukasnya, dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com.
"Ya Allah suara apa itu," lanjut Junaenah.
Meski terkejut, ia dan anak-anaknya tetap memilih berada di dalam rumah lantaran hujan mengguyur deras
Sekira pukul 16.00 WIB, rombongan nelayan yang juga menjadi saksi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu pun bertolak pulang.
Hendrik Mulyadi, salah satu dari tiga nelayan yang ada di lokasi terlihat masih syok atas apa yang dilihatnya.
Dia akhirnya yakin, apa yang dilihatnya adalah detik-detik Sriwijaya Air jatuh ke laut.
"Hujan cukup besar, saat kami bertiga sedang konsentrasi mengambil bubu (alat penangkap rajungan)," kenangnya.
"Tiba-tiba seperti kilat ke arah air disusul dentuman keras dan puing berterbangan bersama air. Ombaknya tinggi sekali," tambah Hendrik.
Tak pelak, insiden itu membuat Hendrik dan kedua temannya terdiam dan syok.
Mereka bertanya apa yang baru saja terjadi.
Bahkan mengira ada bom yang jatuh ke laut dan meledak.