Berita Sragen Terbaru
Evaluasi 14 Hari PSBB di Sragen, Klaim Jumlah Pasien Covid-19 di Technopark Berkurang
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Sragen selama 14 hari terakhir diklaim mampu mengurangi penyebaran Covid-19.
Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Ryantono Puji Santoso
Pemkot Solo sendiri, lanjut Ahyani tak mengundang para pelaku usaha tersebut untuk menghindari adanya kerumunan.
"Kita tidak mengundang, hanya sebagai bahan untuk evaluasi saja," tandasnya.
Diketahui sebelumnya, beberapa waktu lalu Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo membenarkan adanya sejumlah masukan dari para pelaku usaha.
Rudy sapaan akrabnya mengaku bakal membuka kemungkinan pelonggaran jam operasional bagi toko kelontong, penjual angkringan maupun para PKL.
"Mungkin saja jam operasionalnya jam 7.00 WIB sampai 19.00 WIB. Jadi bukanya tidak jam 10.00 WIB lagi," pungkas Rudy.
Banyak yang Kirim Surat
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menanggapi wacana perpanjangan PSBB.
Diketahui jika pemerintah merencanakan perpanjangan PSBB menyusul penambahan angka Covid-19 yang belum terkendali.
Rudy sapaan akrabnya mengaku bakal melakukan evaluasi dan siap berembuk dengan para PKL maupun warung makan.
"Banyak yang kirim surat ke saya, minta dievaluasi," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (22/1/2021).
"Nanti mereka (pelaku usaha) akan kita undang," imbuhnya.
Kondisi shelter PKL Manahan Solo (TribunSolo.com/Adi Surya)
Salah satu yang menjadi catatan yakni jam operasional bagi para pelaku usaha.
"Mungkin saja jam operasionalnya jam 7.00 WIB sampai 19.00 WIB, jadi bukanya tidak jam 10.00 WIB lagi," jelasnya.
"Tapi untuk retail ya, kalau Mall kan biasa buka jam 10.00 WIB," imbuhnya.
Kendati membuka kemungkinan melonggarkan jam operasional, namun Rudy menegaskan aturan 25 kapasitas tempat duduk tetap berlaku.
"Kalau itu tetep dan jangan ditawar," tegasnya.
"Makan tidak harus di tempat kan ya bisa, dibawa pulang kan lebih baik," terang dia. (*)