Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Dipertanyakan Tak Ada Kompensasi Selama PSBB di Sukoharjo, Begini Jawaban Pemkab

upati Sukoharjo Wardoyo Wijaya juga menegaskan tak ada pemberian bantuan selama PSBB. 

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
ILUSTRASI : Warga RW 05 Kelurahan Kenari penerima Bantuan Sosial Tunai (BST), di kawasan Kelurahan Kenari, Jakarta, Rabu (6/1/2021). Berikut cara cek penerima bansos Rp 300 ribu di dtks.kemensos.go.id dengan NIK, ID DTKS, dan Nomor KIS. 

"Paling tidak sebulan ada yang nyewa dua kali," imbuhnya.

Salah satu pekerja seni Sukoharjo, Nika Adi Putu Wiryawan mengutarakan, dirinya sangat terdampak dengan adanya pandemi Covid-19 ini.

Kondisi ini bahkan diperparah dengan adanya PSBB yang mana membuat semua pertunjukan seni mengalami lumpuh total.

"Saya sudah off hampir satu tahun. Dari sebelumnya dibandingkan sekarang (PPKM) pendapatan merosot lebih dari 100 persen, satu job pun tidak ada, malah pembatalan job banyak sekali," ungkapnya.

Padahal untuk bantuan saja, ia hanya menerima satu kali dari Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan.

Bantuan berupa uang tersebut cair pada bulan September 2020 lalu.

Hal senada juga disampaikan oleh Eri Wahyu Nugroho pengusaha video shooting asal Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo.

Ia mengaku menghormati keputusan pemerintah karena kondisi masih Pandemi Covid-19.

Baca juga: Bukan Hari Ini, Vaksin Covid-19 Tiba di Sukoharjo Besok Minggu, Tapi Vaksinasi Dijadwalkan Februari

Baca juga: Sah ! Etik Suryani - Agus Santosa Ditetapkan Bupati & Wakil Bupati Sukoharjo Terpilih

Namun lantaran tidak ada bantuan, beberapa alat video shooting telah ia jual demi bisa bertahan hidup di tengah Pandemi Covid-19 ini.

"Oktober kita sudah mulai sedikit bekerja sampai Desember ada lumayan pemasukan, tapi ada PSBB (PPKM) ini kembali terpukul," ucapnya.

Sehingga mereka berharap pemerintah setempat mengizinkan kembali kegiatan yang menggunakan jasa pelaku seni dan wedding organizer.

Meskipun diselenggarakan secara protokol kesehatan.

"Solusinya gimana, PSBB ini bukan solusi bagi kami, solusinya boleh diadakan, tapi sesuai dengan protokol kesehatan, tamu dibatasi," imbuh Saleh salah satu fotografer di Sukoharjo.

Ditambahkan Damar selaku Wedding organizer, usaha yang dikelolanya mati suri selama pandemi Covid-19.

Ia pun meminta kepada Pemkab Sukoharjo untuk diberi ruang gerak supaya bisa mengadakan event atau membantu melaksanakan acara pernikahan dari klien atau masyarakat.

"Selama Pandemi banyak job yang dibatalkan, bulan ini saja sudah ada delapan. Saya juga meminta kelonggaran kepada pemerintah terkait," ucapnya.

"Dulu kita sudah menyodorkan layout simulasi wedding ke dinas kesehatan, namun ditolak, dan katanya akan menghubungi lagi tali sampai sekarang tidak dihubungi," tandasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved