Berita Sukoharjo Terbaru
Gegara Arus Deras & Sampah yang Tersangkut, Dua Jembatan di Bulu Sukoharjo Ambrol
Dua jembatan di kawasan Kali Buntung, Desa Lengking, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo ambrol, Jumat (29/1/2021).
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Adi Surya Samodra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Dua jembatan di kawasan Kali Buntung, Desa Lengking, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo ambrol, Jumat (29/1/2021).
Jembatan tersebut menghubungkan Desa Lengking dan Desa Ngasinan, Kecamatan Bulu.
Kejadian ambrolnya dua jembatan di kawasan tersebut baru diketahui pagi tadi.
Kepala Desa (Kades) Lengking, Mulyanto mengatakan ambrolnya dua jembatan tersebut karena tak mampu menahan derasnya arus di Kali Buntung.
"Kemarin di sini hujan deras, dari pukul 15.00 sampai 18.00 WIB," kata dia.
Baca juga: Ya Allah Begitu Reaksi Lihat Emak-emak Jatuh ke Sungai, Gegara Warung Bambu Ambrol di Karanganyar
Baca juga: Viral Warung Ambrol di Karanganyar, Belasan Emak-emak Terjerembab di Sungai saat Masih Asyik Makan
Mulyanto menjelaskan, selain karena derasnya arus dan debit air sungai meningkat, jembatan tersebut ambrol karena menahan banyaknya sampah.
Banyak sampah seperti batang bambu yang tersangkut di dua jembatan itu.
"Selain itu, bangunan dua jembatan ini juga terlalu rendah dengan permukaan air, sehingga kalau debit airnya naik hingga ke jembatan," jelasnya.
Dua jembatan itu dibangun sekira tahun 1980-an.
Untuk sementara, kondisi kedua jembatan sudah tidak dapat dilalui. Sehingga masyarakat harus mencari jalan alternatif lain untuk menyebrang ke dua desa tersebut.
Jembatan Ambrol
Di tempat lain, hujan lebat yang melanda wilayah Pati berbuah petaka.
Beberapa pohon bertumbangan dan sebuah jembatan di Kayen dibuat ambrol.
Setidaknya lima pohon di wilayah Pati kota tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang yang terjadi, Senin (23/11/2020) malam.
Kelima pohon tersebut berada di area Terminal Kembangjoyo, Perempatan Jago, depan RSUD RAA Soewondo, kompleks Pecinan, dan Jalan Pemuda.
Hal tersebut disampaikan Kabid Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Mimpi Arde Aria, ketika diwawancarai Tribunjateng.com di kantornya, Selasa (24/11/2020).
Mimpi mengatakan, hujan lebat disertai angin kencang yang menumbangkan pohon terjadi mulai selepas magrib.
Baca juga: Kronologi Video Viral Pickup L300 Terperosok ke Jurang,Sopir Sempat Diingatkan Ini tapi Tak Digubris
Baca juga: Jenazah Ulama Kharismatik asal Madura Ini Utuh saat Dibongkar, Masih Harum Meski 3 Tahun Dikubur
Adapun proses evakuasi oleh Tim BPBD, relawan, dan anggota TNI-Polri tuntas sekira pukul 21.00 WIB.
“Ini menunjukkan bahwa dampak la nina sudah mulai terasa, kemarau juga sudah mulai berkurang. Sehingga hujan turun dalam intensitas sedang ke lebat disertai angin,” ungkap dia.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Ketika terjadi angin kencang, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak berada di bawah pohon atau baliho.
Sementara itu, Jembatan Karangwinong yang berada di Dukuh Carikan, Desa/Kecamatan Kayen, Pati, ambrol diterjang banjir bandang, Senin (23/11/2020) malam.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya, mengatakan bahwa intensitas hujan di wilayah Pati Selatan sekira pukul 21.00 WIB kemarin memang cukup tinggi.
Akibatnya, banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Kecamatan Kayen.
Namun, yang paling parah adalah di Dukuh Carikan, Desa/Kecamatan Kayen.
Hal ini menyebabkan Jembatan Karangwinong runtuh dan terputus.
Baca juga: Ditinggal Suaminya, Janda di Kediri Ini Jadi Bertingkah Aneh, Sering Pegang Pisau dan Tebangi Pohon
Baca juga: Sudah Pentas 100 Kali, Gibran si Dalang Cilik Tak Lupa Belajar, Selalu Sabet Ranking Satu di Sekolah
"Jembatan ambrol cukup parah dan terputus. Antara jalan dengan posisi sungai sudah berjarak cukup lebar. Sehingga tidak bisa dilewati lagi," kata dia, Selasa (24/11/2020).
Saat ini, lanjut Budi, pihaknya bersama relawan lain sedang melakukan peninjauan lapangan untuk memastikan kondisi jembatan tersebut.
Selain itu pihaknya juga memastikan apakah jembatan itu milik kabupaten atau desa.
"Kalau milik kabupaten, maka kami akan membuat rekomendasi perbaikan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR). Namun, jika jembatan itu milik desa, kami akan rekomendasikan ke pemerintah desa," ucap dia.
Untuk diketahui, runtuhnya jembatan Karangwinong diduga akibat penyumbatan sampah bambu pada tiang tengah penyangga jembatan.
Pada saat yang sama, aliran air dari pegunungan cukup deras akibat hujan deras.
Hal ini menyebabkan air meluber hingga ke bagian tepi jembatan.
Akibatnya, penyangga bagian samping ambrol. (*)