Update Gunung Merapi
Klaten Jadi Daerah Rawan Kena Erupsi Gunung Merapi, Status Tanggap Darurat Bakal Diperpanjang
Sip Anwar mengatakan jika pihaknya telah mengajukan perpanjangan status tanggap darurat tersebut kepada Bupati.
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Sebagai wilayah yang berada di bawah Gunung Merapi, Kabupaten Klaten bakal memperpanjang status tanggap darurat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sip Anwar mengatakan jika pihaknya telah mengajukan perpanjangan status tanggap darurat tersebut kepada Bupati.
Pihaknya mengusulkan memperpanjang hingga pertengahan Februari mendatang.
"Saya sudah mengajukan perpanjangan status tanggap darurat selama dua minggu kedepan kepada ibu bupati," ujar Sip Anwar saat temui Tribun Jogja di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang.
Baca juga: Potret Merapi Terkini Pasca Erupsi : Guguran Awan Panas Penuhi Kali Boyong & Krasak Seperti Air
Baca juga: Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Belum Turun, Pengungsi di Balerante Klaten Belum Diizinkan Pulang
Ia mengatakan, setelah pertengahan Februari 2021 nanti, pihaknya akan kembali berkoordinasi dengan pihak BPPTKG untuk menentukan apakah status tanggap darurat kembali diperpanjang atau tidak.
"Nanti setelah itu kita lihat lagi kondisinya bagaimana. Kalau perlu diturunkan ya kita turunkan. Tapi kan saya mengacu ke BPPTKG. Di BPPTKG kan statusnya masih level III," katanya.
Kemudian, ia juga meminta warga yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi agar tetap mewaspadai potensi bahaya erupsi gunung tersebut jika sewaktu-waktu terjadi erupsi lagi.
Apalagi, dengan cuaca yang cenderung penghujan dan masih aktifnya aktivitas gunung tersebut, banjir lahar hujan hingga hujan abu vulkanik masih berpotensi melanda KRB III di daerah itu.
"Kalau bicara potensi terjadi hujan abu dan banjir lahar dingin itu tentunya masih ada karena status merapi masih siaga. Tapi potensi ke arah klaten cukup kecil maksimal 5 kilometer, arahnya masih cenderung ke barat daya seperti kajian BPPTKG," imbuhnya.
Terbangkan Drone
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menerbangkan drone untuk memastikan kondisi Gunung Merapi.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menyatakan hasil foto udara menunjukkan jarak luncur awan panas pada 27 Januari 2021 mencapai 3,5 km untuk jarak miring atau 3,2 km jika dihitung jarak horizontal.
“Jarak luncur awan panas guguran masih dalam rekomendasi jarak bahaya yang telah ditetapkan, yaitu pada jarak maksimum 5 km dari puncak Gunung Merapi," katanya, Jumat (29/1/2021).
Hanik juga menyebut bahwa awan panas masih berpotensi terjadi di Gunung Merapi.
Sejak memasuki masa erupsi efusif pada tanggal 4 Januari 2021 lalu, hingga saat ini aktivitas Gunung Merapi terpantau masih tinggi.
Baca juga: Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Belum Turun, Pengungsi di Balerante Klaten Belum Diizinkan Pulang
Baca juga: Gunung Merapi Erupsi, Pengungsi di Desa Tlogolele Keluhkan Gangguan Kesehatan