Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Solo Raya Dikepung Banjir

Potret Banjir Kesongo Mojolaban, Desa Bikin 2 Perahu dari Jerigen, Ketinggian Air Bisa Capai 2 Meter

Salah satu wilayah yang menjadi langganan kebanjiran parah di Kabupaten Sukoharjo adalah Dukuh Kesongo.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Agil Tri
Warga mengoperasikan perahu di lokasi banjir di Dukuh Kesongo, Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (4/2/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Salah satu wilayah yang menjadi langganan kebanjiran parah di Kabupaten Sukoharjo adalah Dukuh Kesongo.

Wilayah tersebut berada di kawasan Kali Samin di Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban.

Karena menjadi langganan banjir, desa pun berinisiatif membuat terobosan agar mudah melakukan evakuasi.

Ya, menurut salah satu relawan desa, Amung, seringnya banjir yang terjadi, membuat warga membuat parahu dengan bahan seadanya.

"Ada dua perahu yang dibuat desa. Untuk pelampungnya kita gunakan jerigen, lalu kerangkanya dari besi, dan ditengah kita beri papan kayu," ungkapnya kepada TribunSolo.com.

Banjir di Kampung Sewu Solo Surut, Warga Bersih-bersih Rumah, Imbas Air Bengawan Bercampur Lumpur

110 Jiwa di Kampung Sewu Kebanjiran Bengawan Solo, Ada yang Tidur di Tanggul hingga ke Rumah Saudara

Perahu tersebut digunakan untuk melakukan evakuasi warga yang kebanjiran.

Dia mengatakan, banjir yang terjadi sudah sejak Rabu (3/2/2021) malam.

Banjir ini dikarenakan meluapnya anak Kali Samin, yang aliran airnya terhenti karena tidak bisa mengalir ke kali Samin.

"Kali Samin airnya juga tinggi, karena aliran tidak bisa mengalir ke Sungai Bengawan Solo. Jadi air di anak Sungai Samin ini meluap ke rumah warga," jelasnya.

Saat ini, air yang menggenang di Dusun Kesongo sudah berangsur-angsur surut.

Ketinggian air paling tinggi hingga sekitar 2 meter, yang membuat air masuk rumah warga.

"Semalam itu ada yang mengungsi, tapi karena ini sudah surut, sudah kembali ke rumah," ucapnya.

Kondisi banjir ini dimanfaatkan anak-anal di Dusun Kesongo untuk bermain air.

Salah satu anak bernama Putra mengatakan, senang bisa bermain saat kondisi banjir ini.

"Ya kalau banjir, sering main air disini," kata dia.

Kepala BPBD Sukoharjo Sri Maryanto mengatakan, kawasan Kesongo ini memang menjadi langganan banjir.

Kendati demikian, warga sudah tanggap bencana, dan Desa sudah memiliki tim Sar.

"Untuk logistik sendiri sudah kita kirim kepada warga yang mengungsi malam tadi. Kami juga dibantu oleh desa," tandasnya. 

Banjir di Berbagai Daerah

Menjelang pelaksanaan gerakan 'Jateng di Rumah Saja' pada 6-7 Februari, sejumlah daerah di Solo Raya malah kebanjiran, Kamis (4/2/2021).

Bagaimana nasib mereka menjelang aksi diam di rumah itu?

Informasi yang dihimpun TribunSolo.com, ada ratusan hingga ribuan orang yang terdampak banjir akibat luapan Bengawan Solo dan anak-anak sungainya yang tersebar.

Berikut ini data sementara titik banjir di Solo Raya : 

1. Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Solo 

2. Sejumlah desa di Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo

3. Sejumlah desa di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo

4. Sejumlah desa di Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten

5. Sejumlah desa di Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar

Ratusan Jiwa Terdampak

Di Solo misalnya, sebanyak 110 jiwa terdampak banjir yang melanda di Kampung Beton, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

Ketua Sibat Kampung Sewu Budi Utomo mengatakan, ada 25 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 110 jiwa terdampak banjir.

Bahkan sebanyak 25 KK tersebut saat ini ada yang mengungsi di rumah saudara mereka dan di atas tanggul.

Mereka yang terdampak tersebut adalah dari RT 2 dan RT 3 RW 2.

"Total tingginya 80 cm, ya waktu tinggi-tingginya air," jelas dia kepada TribunSolo.com.

Kesaksian Warga yang Kebanjiran di Kampung Sewu, Malam Sempat Panik Kala Hujan Tak Kunjung Berhenti

Puluhan Warga Grogol Mengungsi di Masjid, Banjir Kiriman dari Bengawan Solo Rendam Permukiman

Kronologi banjir tersebut awalnya air Bengawan Solo mulai naik pukul 19.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB hingga masuk siaga hijau.

Kemudian pukul 23.00 WIB air kembali naik terus dan masuk siaga merah.

"Saat siaga itu warga mulai naikan motor dan barang elektronik," papar dia.

Mereka juga mulai mengungsi di atas tanggul dan rumah saudara.

Kesaksian Warga

Dikatakan warga, Pariyanto (52), saat air Bengawan Solo meluap, mereka langsung bergegas menyelamatkan diri.

Bahkan darang - barang yang mudah rusak terkena air seperti televisi, motor, dan barang elektronik lainnya langsung mereka angkat.

"Melihat air mulai naik itu kami waspada," ungkap dia kepada TribunSolo.com.

Menurutnya saat itu pada Rabu (3/1/2021) malam pukul 23.00 WIB air mulai berancang-ancang meluap ke permukiman.

Setelah itu air tambah tinggi dan memulai masuk ke rumah warga Kamis (4/2/2021) pukul 03.00 WIB saat warga sudah terlelap tidur.

Belum Berakhir Bencana di Wonogiri, Sempat Banjir dan Longsor, Kini Puluhan Rumah Rusak Disapu Lisus

Puluhan Warga Grogol Mengungsi di Masjid, Banjir Kiriman dari Bengawan Solo Rendam Permukiman

Mengingat pagi buta tersebut, warga masih enak-enaknya menikmati rehat malam.

"Kami mulai khawatir kalau naik semalam itu," tutur dia kepada TribunSolo.com.

Di tengah naiknya air dari sungai terpanjang di Pulau Jawa itu, alarm berwarna merah meraung-raung sehingga warga bersiap.

Saat itu warga mulai memindahkan barang - barang elektronik dan sepeda motor ke tempat yang lebih aman.

Hal itu agar barang - barang tersebut tidak rusak bila terkena air.

Bahkan banyak warga yang rumahnya terdampak parah memilih mengungsi.

"Kalau kami itu warga sini, sudah hujan sehari pasti waspada," kata dia.

Lebih lanjut dia menerangkan, banjir di wilayah tersebut sudah sering terjadi setiap tahunnya.

Dia menceritakan, banjir yang paling besar terjadi pada 2006 lalu.

"Tapi yang ini air mulai surut," aku dia. 

Koordinator Tagana Solo Yudha membenarkan, banjir rendam kawasan Beton, Kampung Sewu, Kecamatan Jebres.

Mereka saat ini sudah terjun ke lapangan untuk melakukan pemantauan.

"Iya banjir, kita juga pantau - pantau," kata dia kepada TribunSolo.com

Dikatakan, air naik di lokasi tersebut pukul 05.00 WIB itu sehingga siaga merah.

Namun, soal berapa rumah yang terendam, Yudha belum bisa membeberkan.

"Kalau berapa rumah yang terendam saya belum bisa sebutkan," papar dia.

Yudha menjelaskan, masih terus bergerak bersama rekan-rekannya untuk melakukan pemantauan banjir ini karena belum ada tanda-tanda surut.

"Tim gabungan dan relawan juga terus datang ikut membantu warga," akunya.

Puluhan Warga Mengungsi

Sementara itu, puluhan warga di Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo mengungsi akibat banjir, Kamis (4/2/2021) pagi.

Menurut Camat Grogol, Bagas Windaryatmo, mereka yang mengungsi yakni berasal dari tiga dusun.

Di antaranya di Dusun Nusupan Desa Kadokan, Dusun Nampan Desa Madegondon, dan Dusun Tengklik Desa Telukan.

"Untuk saat ini, air sudah berangsur-angsur surut," kata dia kepada TribunSolo.com

"Ketinggian air rata-rata 50 sampai 70 centimeter di jalan," jelasnya.

Bagas menerangkan, di antara tiga susun itu, banjir terparah ada di Dusun Nusupan.

BREAKING NEWS : Pagi Ini Banjir Kepung Solo Raya, Tinggi Air Masuk Kampung Sewu Sampai Menutup Rumah

Banjir Bandang di Wonogiri Rendam 2 Kecamatan dan Ratusan Rumah, Disebabkan Luweng Tersumbat

Sebab, ketinggian air hingga masuk rumah warga di dalam rumah.

"Jadi warga terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman," aku dia.

Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Sri Maryanto mengatakan, saat ini air masih menggenang di sejumlah titik.

Sementara itu, di Dusun Kadokan, sementara ada 20 orang diungsikan.

"Ada 20 orang yang mengungsi ke Masjid An Nikmah," tuturnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved