Ultimatum Ganjar, Tanggapi Bupati Batang yang Ijinkan Pusat PKL Buka : Masih Ada Waktu, Tutup Saja
Alasannya, bupati memikirkan nasib pedagang kecil yang hanya mendapatkan rezeki di akhir pekan.
TRIBUNSOLO.COM - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberlakukan gerakan "Jateng di Rumah Saja" selama dua hari, Sabtu hingga Minggu, 6-7 Februari 2021.
Namun Bupati Batang Wihaji mengaku tidak akan menutup pusat-pusat keramaian.
Alasannya, bupati memikirkan nasib pedagang kecil yang hanya mendapatkan rezeki di akhir pekan.
Terhadap kebijakan tersebut, Bupati Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun bereaksi.
• Hari Pertama Gerakan Jateng di Rumah Saja : Emak-emak Masih Santai Berkerumun Senam di Manahan
Bupati Batang: harus memahami situasi kebatinan rakyat
Keputusan tak menutup tempat keramaian disampaikan oleh Bupati Batang Wihaji usai Surat Edaran Gubernur yang mengatur gerakan tersebut resmi beredar.
"Surat edaran sudah saya baca, ada poin akhir yang harus kita lihat kondisi lokal Batang dengan menerjemahkan SE tersebut yang harus memahami suasana kebatinan rakyat, seperti pedagang somay, mi ayam keliling atau para pelaku UMKM yang mendapat rezeki di hari libur akhir pekan," tutur Wihaji.
• Kabar Tutupnya Pasar Gagan Boyolali Bikin Heboh, Pembeli Kadung Membludak,Ternyata Ada Miskomunikasi
Ia pun memberikan izin pusat keramaian tetap beroperasi.
"Di situ (akhir pekan) aktivitas ekonomi rakyat mendapatkan rezeki, kita memahami situasi kebatinan Pak Gubernur tapi kita harus memahami suasana kebatinan rakyat Batang," kata dia.
"Silakan yang tidak ada aktivitas ya di rumah saja. Tapi yang mencari rejeki silakan cari rejeki," lanjut Wihaji.
Ganjar: tutup saja
Merespons hal tersebut, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta Bupati Wihaji menutup tempat keramaian.
"Masih ada waktu, tutup saja (tempat keramaian)," ungkap Ganjar melalui pesan singkat, Jumat (5/2/2021).
Sebab, Ganjar menilai kasus Covid-19 di Jateng masih tinggi.
Penutupan tempat keramaian selama gerakan ini berlangsung, kata dia, berguna untuk mencegah kerumunan massa.