Berita Solo Terbaru
Kumpulan Peristiwa Gerakan Jateng di Rumah Saja : Emak-emak Senam Boleh, Pernikahan Dibubarkan
Kumpulan Peristiwa Gerakan Jateng di Rumah Saja : Emak-emak Senam Boleh, Pernikahan Dibubarkan
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Aji Bramastra
Sementara itu 2 orang yang melanggar prokes dengan tidak memakai masker, ada di Pasar Gayamprit dan Pasar Basin.
"Untuk dua orang yang melanggar prokes kami kenakan sanksi sosial dan untuk acara hajatan, kami telah memberikan peringatan kepada EO penyelenggara," ucapnya.
5. Omzet Pedagang Terjun Bebas
Kebijakan Jateng di Rumah Saja yang dimulai sejak Sabtu (6/2/2021) berdampak signifikan pada area wisata Tawangmangu di Karanganyar.
Salah satu area yang paling terdampak adalah Pasar Tawangmangu yang mengalami penurunan pengunjung.
Penurunan pembeli tersebut dikeluhkan oleh sejumlah pedagang di pasar tersebut.
Salah satunya oleh pedagang buah-buahan dan oleh-oleh, Supriyani (41) yang mengeluhkan penurunan omset dagangannya.
Dirinya menyebut pada hari biasa, omset dagangannya bisa mencapai jutaan rupiah.
"Kalau hari biasa saya bisa meraih omset hingga Rp 3 juta dalam sehari," katanya.
"Namun hari ini sepertinya jauh dari angka itu, dari tadi masih sepi yang beli," ungkapnya.
Supriyani berkilah bahwa dirinya berjualan bukan karena ada unsur membandel dengan anjuran pemerintah untuk di rumah saja.
Namun demi memenuhi kebutuhan sehari-hari yang terus berjalan.
"Kalau saya di rumah saja, kebutuhan hidup keluarga siapa yang memenuhi, kan tidak ada subsidi," keluhnya.
Sebelumnya Bupati Karanganyar, Juliyatmono menyatakan bahwa tidak mewajibkan para pelaku usaha untuk menutup tokonya selama masa Jateng di Rumah Saja.
"Itu hukumnya sunah muakad," kata Juliyatmono.

Memilih Tutup
Ratusan pedagang Pasar Tawangmangu pilih tutup lapak saat hari pertama gerakan 'Jateng di Rumah Saja', Sabtu (6/2/2021).
Pantauan TribunSolo.com di pasar yang berada di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar itu bak pasar mati karena di sebagian besar lorong tak ada orang satu pun.
Hanya barang-barang pedagang yang ditutup kain atau terpal.
Meskipun ada sebagian kecil masih membuka lapaknya, sehingga terlihat kesibukan meski tak seramai pada hari-hari biasanya.
Menurut Lurah Pasar Tawangmangu, Satoto, hanya 25 persen pedagang yang berdagang pada hari Sabtu (6/2/2021) ini.
"Jumlah pedagang di Pasar Tawangmangu ada 900 orang dan hanya 25 persen yang membuka lapaknya," katanya kepada TribunSolo.com.
Para pedagang sendiri beroperasi sejak subuh hingga sore hari.
"Kalau pedagang di dalam pasar dari jam 5 subuh hingga menjelang maghrib, namun untuk sayur 24 jam," tuturnya.
• Operasi Besar-besaran Jateng di Rumah Saja, Petugas Klaten Cokok Pelanggar & Peringatkan EO Nikahan
• Gandeng Superhero dan Bagikan Jamu, Muspika Sukoharjo Sosialisasikan Gerakan Jateng di Rumah Saja
Menurut Satoto para pedagang banyak yang memilih untuk libur semenjak ada kebijakan yang dicetuskan oleh Gubernur Jawa Tengah tersebut.
"Banyak warga yang sudah menerima surat edaran melalui media sosial atau pesan berantai," terangnya.
"Walaupun dari pihak Pemkab Karanganyar sendiri tidak bada larangan untuk tetap berdagang," ujarnya.

Akibat pedagang banyak yang mengambil libur, situasi pasar juga menjadi sepi dan lengang.
Padahal pada hari akhir pekan, Pasar Tawangmangu selalu dipadati oleh pembeli dari dalam dan luar Karanganyar.
Hal itu dikarenakan, Pasar Tawangmangu tidak hanya menjajakan aneka barang keseharian namun juga oleh-oleh khas daerah. (*)